Turki Gelar Operasi Gabungan, Puluhan Tentara dan Polisi Ditahan Terkait Jaringan Gulen
Pemerintah Turki kembali melakukan penangkapan terhadap puluhan anggota militer dan kepolisian yang diduga terkait dengan organisasi yang dipimpin oleh Fethullah Gulen, seorang tokoh agama yang dituduh sebagai dalang di balik upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016. Operasi penangkapan yang dilakukan secara serentak di berbagai wilayah Turki ini semakin mempertegas komitmen pemerintah untuk memberantas jaringan pendukung Gulen, bahkan setelah kematian tokoh kontroversial tersebut.
Menurut laporan dari media pemerintah, Anadolu, operasi tersebut menyasar 63 personel militer aktif, dan berhasil menangkap 56 di antaranya. Sementara itu, stasiun televisi Halk TV melaporkan bahwa penangkapan juga dilakukan terhadap sejumlah anggota kepolisian, dengan fokus utama di kota Istanbul. Operasi yang melibatkan berbagai unit, termasuk angkatan udara, darat, dan laut, dimulai pada pukul 6 pagi waktu setempat dan dilaksanakan di 36 provinsi.
Fethullah Gulen, yang pernah menjadi sekutu dekat Presiden Recep Tayyip Erdogan, kemudian menjadi musuh utama pemerintah Turki. Pemerintah Turki menuduh gerakan Hizmet yang dipimpin Gulen, yang mereka sebut sebagai "Organisasi Teroris Fethullah" (FETO), berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah. Gulen sendiri telah membantah tuduhan tersebut. Ia tinggal di pengasingan di Amerika Serikat sejak tahun 1999 dan meninggal dunia pada bulan Oktober tahun lalu.
Berikut adalah poin-poin penting dari operasi penangkapan:
- Penangkapan dilakukan terhadap 65 personel militer dan kepolisian.
- 56 tentara aktif ditangkap dari angkatan bersenjata Turki.
- Operasi dilakukan di 36 provinsi di Turki, berpusat di Istanbul.
- Penangkapan terkait dengan dugaan keterkaitan dengan jaringan Fethullah Gulen (FETO).
- FETO dituduh sebagai dalang di balik kudeta yang gagal pada tahun 2016.
Meskipun Gulen telah meninggal dunia, pemerintah Turki tetap bertekad untuk memburu para pengikutnya di seluruh dunia, dan operasi penangkapan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk membersihkan lembaga-lembaga negara dari pengaruh jaringan Gulen. Operasi ini juga menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas politik dan kebebasan sipil di Turki, serta hubungan negara tersebut dengan sekutu-sekutunya di Barat.