Pasar Mobil Bekas Lebih Diminati: Transparansi dan Harga Jadi Faktor Utama

markdown Pasar mobil bekas di Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat dan menjadi alternatif menarik bagi konsumen. Hal ini didorong oleh perubahan signifikan dalam cara transaksi mobil bekas dilakukan. Dulu, membeli mobil bekas sering diibaratkan seperti membeli "kucing dalam karung", namun kini, prosesnya menjadi jauh lebih transparan dan terjamin.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, bisnis mobil bekas telah bertransformasi menjadi lebih terbuka. Pembeli sekarang memiliki akses ke informasi yang lebih detail tentang kondisi kendaraan, bahkan mendapatkan jaminan (warranty) dan fasilitas lainnya. Hal ini memberikan rasa aman dan mengurangi risiko bagi konsumen.

Lonjakan popularitas mobil bekas juga dipengaruhi oleh harga mobil baru yang terus meningkat, sementara pertumbuhan pendapatan masyarakat tidak sebanding. Kondisi ini membuat mobil bekas menjadi pilihan yang lebih ekonomis.

Kondisi ini berdampak pada perbandingan penjualan antara mobil baru dan bekas. Penjualan mobil bekas terus melampaui mobil baru, dengan volume penjualan mencapai hampir 2 juta unit. Sebaliknya, penjualan mobil baru cenderung lesu. Kukuh Kumara menekankan perlunya upaya untuk mendorong kembali penjualan mobil baru agar industri otomotif dalam negeri dapat terus berkembang secara seimbang.

Ia juga menyoroti pentingnya kebijakan pemerintah yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif secara keseluruhan. Kebijakan yang bersifat jangka pendek dinilai kurang efektif karena dapat membuat konsumen menunda pembelian hingga kebijakan tersebut berakhir, yang pada akhirnya akan kembali melemahkan penjualan.

Proyeksi Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil di Indonesia pada tahun ini diperkirakan belum akan mencapai angka 1 juta unit. Target penjualan tahun ini diperkirakan sekitar 850.000 unit, lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar 865.723 unit.

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, sebelumnya mengungkapkan bahwa penurunan penjualan mobil pada April 2025 disebabkan oleh perlambatan ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Penurunan ini terjadi baik pada penjualan wholesales (27,8 persen) maupun retail (25,5 persen). Faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan ini adalah perubahan perilaku konsumen, di mana sebagian masyarakat dari kalangan menengah atas juga melakukan penyesuaian ekonomi.

Faktor-faktor Utama Pendorong Pasar Mobil Bekas:

  • Transparansi: Informasi kondisi kendaraan lebih mudah diakses.
  • Jaminan: Tersedianya garansi untuk mobil bekas.
  • Harga: Mobil bekas lebih terjangkau dibandingkan mobil baru.
  • Perlambatan Ekonomi: Mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap mobil baru.
  • Perubahan Perilaku Konsumen: Masyarakat melakukan penyesuaian ekonomi.