Keterlambatan Pasokan Picu Antrean Panjang BBM di Balikpapan, Wali Kota Layangkan Teguran
Warga Balikpapan beberapa waktu lalu mengalami kesulitan mengakses Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Antrean panjang kendaraan, bahkan mencapai lebih dari satu kilometer, menjadi pemandangan umum di beberapa SPBU. Kondisi ini memaksa sebagian warga untuk rela mengantre berjam-jam, bahkan menginap, demi mendapatkan BBM.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud, menjelaskan bahwa situasi ini dipicu oleh keterlambatan pasokan BBM dari Pertamina melalui anak perusahaannya, Patra Niaga. Menurutnya, keterlambatan ini disebabkan oleh masalah teknis yang berada di luar kewenangan Pemerintah Kota Balikpapan. "Setelah kami berkomunikasi dengan Patra Niaga, dia menjelaskan ada masalah teknis keterlambatan suplai BBM. Nah itu ranahnya masalah ini bukan ranahnya pemkot, masalah suplai, itu kan Pertamina punya urusan," ujar Rahmad.
Menanggapi keresahan warga, Rahmad Mas'ud mengambil langkah tegas dengan memberikan ultimatum kepada Pertamina untuk segera mengatasi masalah pasokan BBM. Upaya ini membuahkan hasil, di mana Pertamina mulai mendistribusikan BBM ke beberapa SPBU pada Senin (19/5/2025) malam. Distribusi ini berlanjut hingga pagi hari, sehingga pada hari Selasa, kondisi pasokan BBM di Balikpapan berangsur normal.
Wali Kota Rahmad Mas'ud menegaskan bahwa saat ini pasokan BBM untuk warga Balikpapan sudah aman. Ia juga membantah adanya narasi yang menyebutkan bahwa terjadi kelangkaan BBM di Balikpapan. "Cuma ini ada keterlambatan suplai ke beberapa SPBU, itu ada teknis lah. Nanti tanya ke Pertamina. Apa masalahnya sehingga terlambat? Setahu saya BBM-nya ada," jelasnya.
Rahmad Mas'ud juga memberikan penjelasan mengenai asal-usul BBM jenis Pertamax yang banyak dikonsumsi masyarakat. Ia menyatakan bahwa sebagian besar Pertamax yang beredar di Balikpapan diimpor dari luar negeri. Kilang minyak Balikpapan sendiri, menurut informasi yang diterimanya dari Pertamina, tidak memproduksi jenis Pertamax. "Bahwa jenis Pertamax pada umumnya sebagian besar itu didatangkan dari luar kilang Balikpapan. Dan kilang Balikpapan, saya dapat info dari Pertamina, dia tidak memproduksi jenis Pertamax di kilang kita. Itu warga harus tahu juga bahwa barang ini impor, bukan diproduksi di sini," imbuhnya.
Kondisi antrean panjang BBM ini memicu keluhan dari warga Balikpapan. Ambran, seorang warga berusia 40 tahun, mengaku baru pertama kali mengalami situasi seperti ini selama tinggal di Balikpapan. Ia mempertanyakan bagaimana mungkin kota yang dikenal sebagai kota minyak mengalami kesulitan mendapatkan BBM. "Ini konyol. Seumur hidup saya tinggal di Balikpapan, baru kali ini mengalami antrean BBM seperti ini. Kota minyak tapi susah dapat BBM," keluhnya.
Ambran juga mengungkapkan keheranannya terhadap sistem distribusi BBM yang dilakukan oleh Pertamina. Ia merasa aneh bahwa kota yang memiliki kilang minyak besar justru mengalami kekurangan pasokan BBM. "Balikpapan ini kota minyak, tapi masyarakatnya seperti kelaparan BBM. Entah ke mana perginya minyak kita," ujarnya.