Prabowo Dorong Investasi 45 Miliar Dolar AS untuk Proyek Hilirisasi Energi dan Sumber Daya Alam

Presiden terpilih Prabowo Subianto menunjukkan keseriusannya dalam mendorong hilirisasi industri di Indonesia. Dalam rapat bersama Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Prabowo membahas kelanjutan 18 proyek hilirisasi strategis dengan nilai investasi mencapai 45 miliar dolar AS. Kabar ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, usai rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Bahlil menjelaskan bahwa groundbreaking tahap pertama proyek-proyek ini direncanakan akan dimulai pada Juni 2025. Salah satu proyek yang akan menjadi prioritas adalah pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik yang melibatkan kerja sama antara CATL dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagian pendanaan proyek ini akan disalurkan melalui Lembaga Pengelola Investasi Indonesia (Danantara).

Proyek hilirisasi ini merupakan bagian dari program prioritas Prabowo untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia. Proyek-proyek tersebut mencakup berbagai sektor, antara lain:

  • Hilirisasi Nikel: Pengolahan nikel menjadi produk bernilai tambah tinggi.
  • Hilirisasi Bauksit: Transformasi bauksit menjadi alumina dan produk aluminium lainnya.
  • Penyulingan (Refinery): Peningkatan kapasitas dan modernisasi kilang minyak.
  • Penyimpanan (Storage): Pembangunan fasilitas penyimpanan energi.
  • Perikanan: Pengembangan industri pengolahan hasil laut.
  • Pertanian: Hilirisasi produk pertanian untuk meningkatkan daya saing.
  • Perkebunan: Pengembangan produk turunan kelapa sawit dan komoditas perkebunan lainnya.
  • Kehutanan: Pemanfaatan hasil hutan secara berkelanjutan.
  • Proyek Dimetil Eter (DME) Batubara: Konversi batubara menjadi DME sebagai alternatif bahan bakar.

Bahlil menekankan pentingnya Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem baterai kendaraan listrik. Pemerintah juga berencana memperluas ekosistem baterai ke sektor kendaraan roda dua, mengingat jumlah motor di Indonesia yang mencapai sekitar 140 juta unit. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan mendorong transisi energi.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menambahkan bahwa proyek hilirisasi juga mencakup pengembangan sektor garam dan rumput laut. Pengembangan sektor garam dan rumput laut ini akan semakin memperkuat perekonomian maritim dan memberikan nilai tambah bagi produk-produk kelautan Indonesia. Namun, detail lebih lanjut mengenai nilai investasi pada sektor ini belum diumumkan.