Penanganan Darurat Angkutan Barang Berbahaya Mendesak Dibenahi Guna Minimalkan Risiko Kecelakaan
markdown Kecelakaan yang melibatkan truk pengangkut barang berbahaya memerlukan penanganan khusus dan terkoordinasi untuk mencegah dampak yang lebih buruk. Kurangnya pemahaman tentang karakteristik dan risiko dari berbagai jenis barang berbahaya yang diangkut menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.
Di Indonesia, lalu lintas kendaraan pengangkut barang berbahaya masih menjadi perhatian utama terkait keselamatan. Seringkali, penanganan insiden yang melibatkan kendaraan-kendaraan ini tidak sesuai standar, justru berpotensi memperparah situasi. Padahal, barang berbahaya memiliki klasifikasi yang beragam, mulai dari bahan peledak hingga bahan korosif, yang masing-masing memerlukan prosedur penanganan yang berbeda.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, menyoroti bahwa pelatihan yang diberikan kepada pengemudi truk pengangkut barang berbahaya masih bersifat umum. Pelatihan tersebut belum mencakup penanganan spesifik untuk setiap kelas barang berbahaya. Akibatnya, respons terhadap kecelakaan seringkali tidak tepat dan berisiko tinggi.
"Saat ini yang dilatih Kementerian Perhubungan ke para pengemudi barang berbahaya, kalau terbakar disirap pakai pasir dan sebagainya. Dianggap barang berbahaya itu satu jenis, padahal ada sembilan kelas dan cara penanganannya beda-beda," kata Wildan.
Sebagai contoh, Wildan menceritakan pengalamannya saat meminta data pemilik barang berbahaya kepada pengelola jalan tol Tangerang-Merak. Tujuannya adalah untuk mempermudah identifikasi dan penanganan jika terjadi kecelakaan. Namun, standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku saat itu hanya mengacu pada pemanggilan pemadam kebakaran.
Ironisnya, Wildan pernah menyaksikan kasus di mana penyemprotan air pada kebakaran yang melibatkan barang berbahaya justru memperluas area api. Kejadian ini menegaskan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang karakteristik masing-masing barang berbahaya agar penanganan yang tepat dapat dilakukan.
Mengingat belum adanya regulasi yang komprehensif, Wildan menekankan pentingnya pencatatan kontak pemilik barang sebagai langkah antisipasi. Dengan mengetahui pemilik barang, pihak berwenang dapat segera berkoordinasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah dampak yang lebih parah jika terjadi kecelakaan.
Berikut adalah daftar klasifikasi barang berbahaya yang perlu dipahami:
- Bahan peledak
- Gas
- Cairan mudah terbakar
- Benda padat mudah terbakar
- Bahan oksidator
- Zat beracun dan zat menular
- Bahan radioaktif
- Bahan korosif
- Bahan berbahaya lainnya
Penanganan yang tepat pada kecelakaan yang melibatkan barang berbahaya memerlukan kerjasama dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk pengemudi, pemilik barang, pengelola jalan tol, pemadam kebakaran, dan pihak berwenang lainnya. Sosialisasi dan pelatihan yang berkelanjutan juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang risiko dan prosedur penanganan barang berbahaya.