Akar Permasalahan Tawuran di Manggarai: Tradisi Konflik dan Salah Paham
Manggarai, Jakarta Selatan, kembali menjadi sorotan terkait maraknya aksi tawuran yang meresahkan warga. Fenomena ini, menurut penuturan sejumlah warga, bukanlah hal baru melainkan sebuah tradisi konflik yang telah berlangsung turun-temurun.
Seorang warga bernama Aprizal (25) mengungkapkan bahwa penyebab pasti tawuran seringkali tidak jelas, namun aksi kekerasan tiba-tiba saja terjadi. Ia menduga, permasalahan-permasalahan di masa lalu menjadi pemicu utama berulangnya kejadian ini.
Sementara itu, Rima (40), Ketua RW 05, berpendapat bahwa akar masalah tawuran terletak pada miskomunikasi antar warga. Kecurigaan yang berlebihan antar kelompok, menurutnya, memicu konflik yang berujung pada tawuran.
Muhammad Zaki, Ketua RT 05 RW 04, senada dengan Rima, menyatakan bahwa kesalahpahaman seringkali menjadi pemicu utama. Ia menambahkan, provokasi antar kelompok juga turut memperkeruh suasana dan memicu terjadinya bentrokan.
Selain faktor komunikasi dan provokasi, Zaki juga menyoroti masalah pengangguran sebagai salah satu penyebab maraknya tawuran di kalangan pemuda Manggarai. Ia berharap agar pemerintah dapat merealisasikan janji untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak. Dengan adanya pekerjaan, Zaki yakin bahwa pemuda Manggarai akan memiliki kegiatan positif dan mengurangi waktu luang yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan negatif seperti tawuran.
Upaya untuk meredam konflik dan menciptakan kerukunan antar warga terus dilakukan. Salah satunya adalah melalui acara Manggarai Bersholawat, yang diharapkan dapat menjadi momentum untuk mempersatukan warga dari RW 05, RW 04, dan RW 12 yang kerap terlibat tawuran. Melalui kegiatan keagamaan ini, diharapkan dapat terjalin komunikasi yang lebih baik dan mengurangi kesalahpahaman yang selama ini menjadi pemicu konflik.