Modernisasi Pertanian Pacu Peningkatan Luas Tanam di Banten: Sinergi Pusat dan Daerah Jadi Kunci

Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor pertanian melalui modernisasi. Optimalisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi salah satu strategi utama yang terbukti efektif meningkatkan produktivitas dan memperluas areal tanam, seperti yang terlihat di Provinsi Banten.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah, mengungkapkan bahwa optimalisasi alsintan yang telah didistribusikan sebelumnya, ditambah dengan bantuan yang diberikan pada tahun 2025, telah memberikan dampak signifikan terhadap potensi luas tambah tanam (LTT) di Banten. "Sebelum optimalisasi, potensi LTT di Banten diperkirakan hanya sekitar 62.000 hektar hingga akhir Mei 2025. Namun, berkat optimalisasi alsintan, baik dari pengadaan tahun lalu maupun intervensi baru, potensi ini melonjak menjadi 72.000 hektar," jelas Andi saat kunjungan kerja di Kabupaten Lebak.

Andi menekankan bahwa percepatan tanam hanya dapat dicapai jika seluruh proses, mulai dari pengolahan lahan hingga panen, dilakukan secara efisien. Dalam hal ini, alsintan memegang peranan krusial dalam mempercepat pekerjaan petani, mengurangi ketergantungan pada tenaga manual, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. "Alsintan tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga meningkatkan efisiensi. Contohnya, dengan traktor roda dua, satu hektar lahan dapat diolah jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara manual. Ini membuka peluang besar untuk peningkatan indeks pertanaman," imbuhnya.

Kabupaten Lebak menjadi salah satu contoh nyata keberhasilan optimalisasi alsintan. Di wilayah ini, potensi LTT meningkat dari 19.000 menjadi 21.000 hektar, didorong oleh distribusi alsintan seperti traktor roda dua, rice transplanter, dan pompa air kepada kelompok tani. Andi juga menekankan pentingnya pemetaan kebutuhan alsintan yang akurat oleh pemerintah daerah. Distribusi yang tepat sasaran akan mempercepat proses tanam dan meningkatkan efektivitas penggunaan alsintan.

"Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah harus diperkuat. Pemerintah pusat hadir dengan program dan bantuan, tetapi daerah yang paling memahami kondisi di lapangan. Oleh karena itu, sinergi antara keduanya sangat penting," tegasnya. Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk mempercepat masa tanam, tetapi juga untuk memperluas cakupan lahan dan menjaga keberlanjutan produksi pertanian, terutama dalam menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan.

Kementan berkomitmen untuk hadir dari awal hingga akhir proses pertanian, tidak hanya mendukung pengolahan lahan, tetapi juga memastikan kelancaran pasca panen. Optimalisasi alsintan menjadi salah satu kunci utama untuk mewujudkan pertanian yang lebih modern, efisien, dan produktif.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya juga menegaskan bahwa mekanisasi pertanian merupakan strategi utama Kementan dalam meningkatkan produksi beras nasional dan menyejahterakan petani. "Percepatan tanam adalah langkah nyata untuk mencapai target tanam dalam memitigasi dampak El Nino dan meningkatkan produksi beras nasional," ujarnya.

Modernisasi pertanian melalui mekanisasi adalah bagian dari strategi besar Kementan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan nasional. "Kami memastikan petani memiliki akses terhadap alsintan yang memadai. Dengan dukungan ini, kita tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga mempercepat pencapaian swasembada pangan yang berkelanjutan," pungkasnya.

Berikut daftar alsintan yang didistribusikan:

  • Traktor Roda Dua
  • Rice Transplanter
  • Pompa Air