Inovasi IPB: Bakteri Denitrifikasi Sebagai Solusi Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca

Pemanasan global menjadi isu krusial yang membutuhkan solusi inovatif dan berkelanjutan. Salah satu kontributor utama pemanasan global adalah emisi gas rumah kaca (GRK), termasuk dinitrogen oksida (N2O) yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan.

Profesor Iman Rusmana dari Departemen Biologi IPB University mengungkapkan potensi bakteri pereduksi nitrat, atau bakteri denitrifikasi, dalam mengurangi emisi GRK. Temuan ini menawarkan harapan baru dalam upaya mitigasi perubahan iklim, khususnya di sektor pertanian dan perikanan.

Peran Bakteri Denitrifikasi dalam Mengurangi Emisi N2O

N2O merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dibandingkan CO2. Dampaknya terhadap pemanasan global 296 kali lebih tinggi dari CO2 dan dapat merusak lapisan ozon. Sektor pertanian, khususnya lahan sawah, menjadi salah satu sumber utama emisi N2O.

Bakteri denitrifikasi berperan penting dalam siklus nitrogen di lahan sawah yang tergenang air. Bakteri ini mampu menekan produksi N2O, sehingga mengurangi emisi GRK secara keseluruhan. Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terpilih dengan aktivitas tinggi dalam mereduksi N2O dapat menjadi solusi efektif untuk menurunkan emisi di lahan sawah.

Profesor Iman menjelaskan bahwa aplikasi bakteri Ochrobactrum anthropi, yang dikombinasikan dengan bakteri metanotrof atau pupuk NPK dengan dosis yang tepat, dapat menurunkan emisi N2O dan CH4 (metana) di lahan sawah. Kombinasi ini menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengurangi emisi GRK dari sektor pertanian.

Manfaat Bakteri Denitrifikasi dalam Budidaya Tambak Udang

Selain lahan sawah, bakteri pereduksi nitrat juga memberikan manfaat signifikan dalam budidaya tambak udang. Dalam tambak udang, senyawa amonia dan nitrit merupakan metabolit toksik yang dapat membahayakan kesehatan udang. Kadar amonia yang tinggi dapat meningkatkan konsumsi oksigen oleh jaringan dan mengurangi kemampuan darah dalam mengikat oksigen.

Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terseleksi dapat menjaga kadar amonia dan nitrit tetap rendah, sehingga kualitas air tambak terjaga. Hal ini sangat penting untuk menunjang kesehatan dan pertumbuhan udang. Formulasi bakteri pereduksi nitrat terpilih dapat diaplikasikan oleh petambak udang untuk menjaga keberhasilan budidaya udang dan meningkatkan produktivitas.

Temuan ini membuka peluang baru dalam pengembangan solusi berkelanjutan untuk mengurangi emisi GRK dan meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan. Pemanfaatan bakteri denitrifikasi menawarkan pendekatan yang ramah lingkungan dan berpotensi memberikan dampak positif bagi keberlanjutan sektor pertanian dan perikanan di Indonesia.