Konflik Pembayaran Upah Berujung Maut: Kepala Desa di Ngada Meregang Nyawa
Tragedi di Ngada: Sengketa Upah Picu Kekerasan Fatal Terhadap Kepala Desa
Suasana duka menyelimuti Desa Warupele 1, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, setelah Kepala Desa Bonifasius Ghae (57) menjadi korban penganiayaan yang berujung pada kematian. Insiden tragis ini terjadi di halaman kantor desa pada Kamis (22/5/2025), melibatkan seorang warga desa bernama Nikolaus Ruba (58).
Peristiwa bermula dari keluhan Nikolaus terkait keterlambatan pembayaran upah harian (HOK) untuk proyek penggalian saluran irigasi di desa. Menurut keterangan pihak kepolisian, Nikolaus mendatangi kantor desa untuk mempertanyakan haknya kepada Orlin Uma, Kasi Pelayanan Umum Desa. Ia kemudian diarahkan untuk menemui Kaur Keuangan di lantai 2.
Di lantai 2, Nikolaus menerima penjelasan dari seorang saksi mata, Yohanes F. Obaria, bahwa keterlambatan pembayaran disebabkan oleh kendala jaringan dan masalah teknis lainnya. Saksi menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan secara rinci penyebab keterlambatan tersebut. Namun, penjelasan ini tampaknya tidak memuaskan Nikolaus.
Merasa tidak puas, Nikolaus kemudian melakukan aksi protes dengan mengambil sembilan kursi plastik milik desa dan mengikatnya ke tiang gawang lapangan sepak bola yang terletak di dekat kantor desa. Setelah melakukan aksinya, Nikolaus meninggalkan lokasi. Tidak lama berselang, Kepala Dusun Pawadama, Ricardus Loda, datang ke kantor desa untuk menanyakan perihal kursi yang diikat tersebut.
Setelah mendapatkan informasi, Ricardus kembali naik ke lantai 2 untuk mengonfirmasi perihal keterlambatan pembayaran upah. Setelah menerima penjelasan yang sama, Ricardus turun dan bertemu dengan Kepala Desa Bonifasius Ghae yang baru saja tiba di kantor desa. Bonifasius memerintahkan Ricardus untuk melepaskan ikatan kursi di tiang gawang.
Saat Ricardus hendak melepaskan ikatan kursi, Nikolaus kembali datang dan melarangnya. Hal ini memicu pertengkaran sengit antara Nikolaus dan Bonifasius. Yohanes, yang menyaksikan kejadian dari lantai 2, melihat Nikolaus memegang pisau di tangan kanannya. Ia segera turun untuk melerai pertikaian tersebut.
Dalam situasi yang semakin memanas, Bonifasius mencoba merangkul Nikolaus dari belakang dengan maksud untuk menenangkannya. Namun, Nikolaus berontak dan mengayunkan pisau yang dipegangnya. Dua warga lainnya segera datang membantu mengamankan Nikolaus, sementara Bonifasius segera dilarikan ke Polindes Desa Warupele. Sayangnya, nyawa Bonifasius tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia di RS Bajawa.
Usai kejadian, Nikolaus sempat melarikan diri, namun berhasil diamankan oleh pihak kepolisian di Mako Polsek Aimere beserta barang bukti berupa pisau yang digunakan dalam penganiayaan. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif sebenarnya dan kronologi lengkap dari peristiwa tragis ini.
Insiden ini menjadi pelajaran pahit bagi semua pihak tentang pentingnya komunikasi yang baik dan penyelesaian masalah secara damai, serta dampak buruk dari kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan.