Manchester United Merombak Struktur Internal Pasca-Kegagalan di Liga Europa: Ratusan Karyawan Terancam PHK
Kegagalan Manchester United meraih trofi Liga Europa, setelah takluk dari Tottenham Hotspur, memicu langkah restrukturisasi besar di dalam klub. Kurang dari 24 jam setelah kekalahan di final yang berlangsung di San Mames, Bilbao, kabar mengenai rencana pemangkasan jumlah karyawan mulai beredar.
Klub berjuluk Setan Merah tersebut dikabarkan akan mengurangi antara 150 hingga 200 posisi sebagai bagian dari upaya efisiensi yang lebih luas. Proses ini dilaporkan telah dimulai segera setelah kekalahan di Liga Europa, dengan para karyawan yang berpotensi terkena dampak akan menerima pemberitahuan dalam minggu-minggu mendatang.
Keputusan untuk merampingkan staf ini sebenarnya telah diumumkan oleh manajemen Manchester United pada Februari lalu. Langkah ini merupakan kelanjutan dari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Old Trafford pada tahun sebelumnya, di mana sekitar 250 karyawan kehilangan pekerjaan mereka.
Kedatangan Sir Jim Ratcliffe, pemilik saham minoritas klub, tampaknya menjadi katalisator bagi perubahan yang lebih radikal. INEOS, perusahaan milik Ratcliffe, mengambil langkah-langkah drastis dengan alasan untuk mengembalikan profitabilitas klub. Kegagalan di Liga Europa semakin memperburuk situasi keuangan, karena Manchester United kehilangan potensi pendapatan sebesar 100 juta poundsterling dari partisipasi di Liga Champions musim depan.
Kekalahan di Liga Europa menambah daftar kegagalan Manchester United di berbagai kompetisi musim ini. Di bawah arahan pelatih Ruben Amorim, tim tersebut terpuruk di peringkat ke-16 klasemen Liga Inggris dan juga gagal meraih trofi di Piala FA dan Piala Liga Inggris.
Berikut adalah poin-poin penting mengenai situasi ini:
- Manchester United akan memangkas 150-200 karyawan.
- Proses PHK dimulai setelah kekalahan di final Liga Europa.
- Karyawan yang berisiko akan diberi tahu dalam minggu ini.
- Pemangkasan adalah bagian dari upaya efisiensi yang diprakarsai oleh INEOS dan Sir Jim Ratcliffe.
- Kegagalan di Liga Europa memperburuk situasi keuangan klub.
- Manchester United mengalami musim yang buruk di semua kompetisi.
Situasi ini menggambarkan tekanan yang dihadapi Manchester United untuk meningkatkan kinerja di lapangan dan di luar lapangan. Pemangkasan staf adalah langkah yang sulit, tetapi manajemen klub percaya bahwa itu diperlukan untuk memastikan masa depan klub yang berkelanjutan.
Langkah drastis ini memunculkan berbagai reaksi dari para penggemar dan pengamat sepak bola. Banyak yang menyayangkan dampak sosial dari PHK ini, sementara yang lain memahami bahwa perubahan radikal diperlukan untuk membawa Manchester United kembali ke puncak kejayaan.