Komnas HAM Dorong Restorasi Lahan Pemusnahan Amunisi di Garut Menjadi Kawasan Konservasi

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendesak agar lahan yang digunakan untuk pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut segera dikembalikan fungsinya sebagai kawasan konservasi sumber daya alam (SDA).

Menurut Komnas HAM, lokasi tersebut awalnya merupakan kawasan konservasi yang dipinjamkan kepada TNI oleh Kementerian Kehutanan pada tahun 1986 seluas 4 hektare. Komnas HAM menilai, aktivitas pemusnahan amunisi berpotensi merusak ekosistem di wilayah tersebut.

"Pernah ada usulan agar lokasi peledakan amunisi dipindahkan ke lokasi lain dan lahan tersebut dikembalikan fungsinya sebagai kawasan konservasi," kata Anggota Komnas HAM, Uli Parulian, dalam konferensi pers.

Selain potensi kerusakan ekosistem, Komnas HAM juga menyoroti dampak dari pemusnahan amunisi terhadap warga sekitar. Ledakan yang terjadi menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga yang berada dalam radius 2-3 kilometer.

  • Gelombang pertama pemusnahan menyebabkan kerusakan pada dua rumah dan satu kubah masjid.
  • Gelombang kedua mengakibatkan kerusakan pada kaca jendela dan enam unit rumah warga.

Menyikapi kerusakan yang ditimbulkan, Komnas HAM merekomendasikan kepada Kementerian Kehutanan untuk mengevaluasi izin pinjam pakai lahan yang diberikan kepada TNI. Komnas HAM juga mendorong Kementerian Kehutanan untuk memulihkan fungsi lahan tersebut sebagai kawasan konservasi yang dikelola dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Sebelumnya, terjadi insiden ledakan amunisi pada Senin (12/5/2025) yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, termasuk warga sipil. TNI AD menjelaskan bahwa sebelum kejadian, tim telah melakukan pengecekan prosedur dan lokasi, dan dinyatakan aman.

Namun, saat tim melakukan persiapan pemusnahan detonator di salah satu lubang, ledakan tiba-tiba terjadi dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologi kejadian, dimana sebelum insiden, prosedur pengecekan personel dan lokasi telah dilakukan dan dinyatakan aman. Peledakan awal di dua sumur berjalan lancar. Namun, ledakan tak terduga terjadi saat tim menyusun detonator di lubang ketiga.