Pemerintah Republik Indonesia Pertimbangkan Penerbitan Obligasi Global dalam Mata Uang Yuan dan Dolar Australia
Pemerintah Indonesia sedang menjajaki peluang penerbitan obligasi global yang akan memperluas diversifikasi sumber pendanaan negara. Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono, mengungkapkan bahwa opsi penerbitan obligasi dalam denominasi Yuan Tiongkok (Renminbi), yang dikenal sebagai Dim Sum Bond, dan obligasi dalam Dolar Australia, atau Kangaroo Bond, sedang dipertimbangkan secara serius.
"Pemerintah aktif menjajaki berbagai opsi untuk mengoptimalkan pembiayaan APBN, termasuk penerbitan obligasi global dalam mata uang Renminbi (Dim Sum Bond) dan Dolar Australia (Kangaroo Bond)," ujar Thomas Djiwandono dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2024 di Jakarta.
Keputusan untuk mempertimbangkan penerbitan obligasi global ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk kondisi pasar keuangan global yang mulai menunjukkan stabilitas. Indikasi positif ini tercermin dari kinerja lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang menunjukkan tren peningkatan. Pada lelang Surat Utang Negara (SUN) terakhir, pemerintah berhasil mencatatkan penawaran masuk (incoming bids) yang signifikan, mencapai Rp 108 triliun. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2023, menandakan kepercayaan investor yang kuat terhadap instrumen investasi pemerintah.
Sebagai bagian dari strategi diversifikasi instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah juga baru-baru ini menerbitkan obligasi berdenominasi Yen Jepang, atau Samurai Bond, senilai 103,2 miliar Yen, setara dengan sekitar 725 juta Dolar AS. Langkah ini bertujuan untuk memperluas basis investor dan memanfaatkan kondisi pasar yang menguntungkan di Jepang.
"Diversifikasi instrumen yang diterbitkan hari ini yaitu Samurai Bond dalam Japanese Yen sebesar 103,2 miliar yen atau kurang lebih US$ 725 juta dengan pricing yang sangat baik," kata Thomas.
Obligasi Samurai Bond tersebut diterbitkan dengan berbagai tenor, mulai dari 3 tahun hingga 20 tahun, dengan tingkat kupon yang bervariasi. Rinciannya adalah:
- Tenor 3 tahun dengan kupon 1,56%
- Tenor 5 tahun dengan kupon 1,87%
- Tenor 7 tahun dengan kupon 2,05%
- Tenor 10 tahun dengan kupon 2,35%
- Tenor 20 tahun dengan kupon 3,26%
Menariknya, obligasi dengan tenor 20 tahun diterbitkan dalam format Blue Bonds. Blue Bonds merupakan instrumen keuangan yang berorientasi pada Environmental, Social, and Governance (ESG), dengan fokus khusus pada proyek-proyek yang berkaitan dengan kelautan dan perairan. Penerbitan Blue Bonds ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya laut yang bertanggung jawab.
Penerbitan Dim Sum Bond dan Kangaroo Bond, jika terealisasi, akan menjadi langkah penting dalam diversifikasi sumber pendanaan APBN. Hal ini juga akan memperkuat posisi Indonesia di pasar keuangan global dan menarik minat investor internasional yang mencari peluang investasi yang menarik dan berkelanjutan.