Joko Widodo Bantah Pernah Bernama Purwoko, Ungkap Nama Kecilnya Mulyono
Isu mengenai nama kecil Presiden Joko Widodo kembali mencuat. Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Dian Sandi, melalui akun X miliknya, melontarkan pernyataan bahwa sebelum dikenal dengan nama Joko Widodo, presiden ke-7 Republik Indonesia itu memiliki nama Purwoko.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Joko Widodo membantah dengan tegas. Ia menjelaskan bahwa nama kecilnya bukanlah Purwoko, melainkan Mulyono. Nama ini kemudian diganti oleh orang tuanya karena alasan kesehatan.
"Enggak (ada yang menyebut punya nama Purwoko). Saya kan waktu kecil ya nggak ngerti nama saya siapa. Yang jelas seingat saya, waktu kecil nama saya Mulyono," ujar Jokowi saat ditemui di kediamannya di Solo, Jumat (23/5/2025).
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa pergantian nama dari Mulyono menjadi Joko Widodo dilakukan karena dirinya sering sakit-sakitan. Keputusan ini diambil oleh orang tuanya dengan harapan agar kesehatannya membaik. Ia sendiri tidak mengetahui secara pasti kapan tepatnya pergantian nama tersebut dilakukan, namun ia memperkirakan hal itu terjadi sebelum dirinya masuk Sekolah Dasar (SD).
"Dari Mulyono, karena sakit-sakitan (diganti). Itu pun diceritain oleh orang tua bahwa namanya dulu Mulyono, kemudian karena sakit-sakitan diganti menjadi Joko Widodo," jelasnya.
Sebelumnya, nama Dian Sandi Utama sempat menjadi perbincangan terkait polemik ijazah Presiden Jokowi. Ia sempat mengunggah foto ijazah Jokowi, namun kemudian meminta maaf setelah Bareskrim Polri menyatakan bahwa ijazah tersebut asli. Dian Sandi mengaku mengunggah foto ijazah tersebut tanpa izin dari Jokowi.
"Saya tadi berangkat dari Jakarta setelah pengumuman dari Bareskrim itu saya datang kesini sengaja untuk terutama yang berkaitan dengan saya ingin meminta maaf kepada bapak (Jokowi) karena telah memposting ijazah beliau tanpa izin," kata Dian usai bertemu Jokowi di Solo, Kamis (22/5).
Dian Sandi juga menegaskan bahwa tindakannya tersebut tidak ada kaitannya dengan perintah dari Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep. Ia mengaku melakukan hal tersebut atas inisiatif sendiri untuk membela Jokowi.