Lautan Inggris dan Irlandia Bergejolak Akibat Gelombang Panas Ekstrem

Perairan di sekitar Inggris dan Irlandia mengalami anomali suhu yang mengkhawatirkan. Gelombang panas laut dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda wilayah tersebut, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan ilmuwan kelautan. Kenaikan suhu mencapai 4 derajat Celsius di atas rata-rata musim semi, sebuah fenomena yang dianggap sangat mengkhawatirkan karena terjadi lebih awal dari perkiraan.

Manuela Truebano, seorang ahli dari Sekolah Ilmu Biologi dan Kelautan University of Plymouth, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini. Kenaikan suhu yang drastis di lepas pantai Devon, Cornwall, dan pantai barat Irlandia menjadi perhatian utama. Truebano menekankan bahwa krisis iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia terus memicu peningkatan suhu global, yang pada gilirannya meningkatkan frekuensi gelombang panas laut.

"Fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya karena terjadi di awal tahun. Melihat kenaikan suhu di perairan Inggris pada saat seperti ini sungguh menyadarkan kita," ujar Truebano, menyoroti betapa tidak lazimnya kejadian ini.

Kenaikan suhu yang tercatat di perairan Devon, Cornwall, dan Irlandia berkisar antara 2 hingga 4 derajat Celsius di atas rata-rata. Asosiasi Biologi Kelautan mencatat bahwa suhu air musim semi biasanya berada di antara 11 dan 12 derajat Celsius. Namun, saat ini suhu absolut air telah mencapai 15 hingga 16 derajat Celsius. Truebano menekankan bahwa kenaikan suhu laut di awal musim semi adalah perkembangan yang sangat mengkhawatirkan.

Gelombang panas laut ini dimulai pada bulan Maret dan telah berlangsung selama hampir dua bulan. Jika suhu laut terus meningkat hingga bulan-bulan musim panas, ada kekhawatiran akan kematian massal ikan dan kehidupan laut lainnya. Lebih jauh lagi, kenaikan suhu laut yang ekstrem dapat menyebabkan perubahan dalam pola reproduksi plankton, yang dapat menyebabkan penurunan jumlah ikan di akhir tahun.

Badan Meteorologi Inggris mengkonfirmasi bahwa gelombang panas laut telah berlangsung lebih dari dua bulan, dari Maret hingga Mei 2025. Dan Smale dari Asosiasi Biologi Kelautan memperingatkan bahwa jika kondisi ini berlanjut sepanjang musim panas, dampak biologis yang meluas akan terlihat. Smale menggambarkan peristiwa ini sebagai "peristiwa pemanasan yang signifikan."

Beberapa faktor berkontribusi terhadap peningkatan suhu panas di lautan. Sistem tekanan tinggi berkepanjangan yang membawa musim semi yang kering dan cerah, serta lemahnya angin dan gelombang, menciptakan kondisi ideal untuk pemanasan di lautan. Data menunjukkan bahwa gelombang panas laut semakin sering terjadi. Sebuah studi pada tahun 2019 menemukan bahwa jumlah hari gelombang panas meningkat lebih dari 50 persen dalam 30 tahun hingga 2016, dibandingkan dengan periode 1925-1954. Selama periode tersebut, panas menghancurkan sebagian besar kehidupan laut.

Jonathan Tinker, seorang ilmuwan iklim laut di Met Office, berpendapat bahwa gelombang panas laut memberikan gambaran tentang bagaimana perubahan kondisi laut dapat membentuk kondisi cuaca di masa mendatang. Dengan proyeksi yang menunjukkan suhu laut musim panas di Inggris dapat meningkat hingga 2,5 derajat Celsius pada tahun 2050, peristiwa seperti itu kemungkinan akan menjadi lebih sering terjadi, lebih intens, dan berlangsung lebih lama.