Zona Nyaman: Antara Stigma Penghambat dan Ruang Pemulihan Diri

Jakarta - Stigma negatif seringkali melekat pada konsep zona nyaman, dianggap sebagai penghalang utama bagi perkembangan diri. Dorongan untuk terus keluar dari zona nyaman dan mengambil risiko baru menjadi mantra yang umum didengungkan. Namun, benarkah zona nyaman sepenuhnya merupakan musuh pengembangan diri?

Psikolog klinis, Tara de Thouars, memberikan perspektif yang berbeda. Dalam acara Patchtastic Day 2025 di Dia.lo.gue, Jakarta Selatan, ia menyoroti bahwa pemahaman masyarakat awam terhadap zona nyaman seringkali keliru. Kecemasan dan ketakutan akan stagnasi seringkali menghantui individu yang berada dalam zona nyaman mereka.

Tekanan dan Ekspektasi

Tara mengamati bahwa tekanan dan ekspektasi yang tinggi dari lingkungan sekitar seringkali memaksa individu untuk terus bekerja keras, bahkan hingga mengalami stres dan gangguan kesehatan mental. Akibatnya, keinginan untuk beristirahat dan menikmati zona nyaman justru menimbulkan perasaan bersalah dan gelisah.

"Dalam kondisi seperti ini, kita jadi merasa takut, cemas, dan gelisah kalau mau istirahat atau berada di zona nyaman," ungkap Tara.

Zona Nyaman Sebagai Ruang Pemulihan

Bertentangan dengan pandangan umum, Tara justru berpendapat bahwa zona nyaman dapat berperan penting dalam pengembangan diri. Ia menjelaskan bahwa zona nyaman adalah kondisi yang memberikan rasa nyaman dan aman, memungkinkan individu untuk memulihkan energi dan mempersiapkan diri untuk tantangan baru.

"Justru pada saat kita merasa nyaman, di situlah kita lebih akan punya energi untuk mengembangkan diri," jelasnya.

Kesejahteraan dan Kebahagiaan

Tara menekankan pentingnya keseimbangan antara eksplorasi dan istirahat. Ia menyarankan agar individu tidak terburu-buru dalam mengambil langkah besar dan berani meluangkan waktu untuk beristirahat di zona nyaman mereka.

"Justru kalau kita bisa beristirahat sejenak dan berada di zona nyaman, ini akan membuat kita bisa sejahtera dengan lebih baik," ujarnya.

Dengan demikian, zona nyaman tidak seharusnya dipandang sebagai penjara yang menghambat kemajuan, melainkan sebagai tempat berlindung dan memulihkan diri, yang pada akhirnya dapat mendukung perkembangan diri secara berkelanjutan. Mengenali dan memanfaatkan zona nyaman dengan bijak dapat menjadi kunci menuju kesejahteraan dan kebahagiaan.

  • Stigma zona nyaman
  • Tekanan dan ekspektasi
  • Kesejahteraan dan kebahagiaan