Jabal Rahmah: Antara Mitos Pertemuan Adam dan Hawa, Wahyu Terakhir, dan Khutbah Wada'
Jabal Rahmah: Lebih dari Sekadar Bukit Pertemuan
Jabal Rahmah, sebuah bukit kecil yang terletak di Arafah, sebelah tenggara Makkah, menarik perhatian jutaan jamaah haji dan umrah setiap tahunnya. Popularitasnya tidak hanya karena lokasinya yang strategis di Arafah, tempat dilaksanakannya wukuf, salah satu rukun utama haji, tetapi juga karena berbagai kisah dan keyakinan yang menyelimutinya.
Salah satu keyakinan yang paling populer adalah bahwa Jabal Rahmah merupakan tempat bertemunya Nabi Adam AS dan Hawa setelah diturunkan dari surga. Namun, seberapa kuat dasar keyakinan ini dalam perspektif ajaran Islam?
Akar Sejarah dan Keyakinan di Jabal Rahmah
Selain dipercaya sebagai tempat pertemuan Adam dan Hawa, Jabal Rahmah juga dikaitkan dengan peristiwa penting lainnya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa di tempat inilah Nabi Ibrahim AS diuji keimanannya melalui perintah untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS. Bukit ini juga diyakini sebagai tempat diturunkannya wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu surah Al-Ma'idah ayat 3, yang menandai kesempurnaan agama Islam.
Secara harfiah, Jabal Rahmah berarti "Bukit Kasih Sayang" atau "Bukit Rahmat". Bukit setinggi sekitar 70 meter ini menjadi bagian tak terpisahkan dari Padang Arafah, sekitar 20 kilometer dari Masjidil Haram. Di puncaknya, terdapat tugu yang menjadi ikon dan objek foto populer di kalangan jamaah haji dan umrah.
Pertemuan Adam dan Hawa: Antara Riwayat dan Fakta
Al-Qur'an memang mengisahkan tentang diturunkannya Nabi Adam AS dan Hawa ke bumi setelah melanggar perintah Allah SWT di surga. Namun, Al-Qur'an tidak secara spesifik menyebutkan lokasi tempat mereka diturunkan. Beberapa riwayat, yang bersumber dari literatur tafsir dan kisah para nabi, menyebutkan bahwa Adam AS diturunkan di India, sementara Hawa di Jeddah. Setelah berpisah selama bertahun-tahun, keduanya akhirnya dipertemukan di Arafah, di sebuah bukit yang kemudian dikenal sebagai Jabal Rahmah.
Kendati demikian, perlu digarisbawahi bahwa kisah pertemuan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah tidak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur'an maupun hadits shahih. Kisah ini lebih banyak berasal dari riwayat Israiliyyat, yaitu kisah-kisah yang bersumber dari tradisi Yahudi dan Nasrani. Imam Ibn Katsir, dalam kitab Qashash al-Anbiya, menyebut kisah ini sebagai riwayat populer, namun tidak memberikan penegasan akan kebenarannya. Dengan kata lain, validitas kisah ini masih diperdebatkan dan tidak dapat dijadikan sebagai landasan hukum (hujah syar'i).
Jabal Rahmah: Saksi Bisu Wahyu Terakhir dan Khutbah Wada'
Terlepas dari perdebatan mengenai kisah pertemuan Adam dan Hawa, Jabal Rahmah memiliki nilai historis yang tak terbantahkan dalam sejarah Islam. Bukit ini diyakini sebagai tempat diturunkannya wahyu terakhir Al-Qur'an, yaitu surah Al-Ma'idah ayat 3. Ayat ini mengandung pesan penting tentang kesempurnaan agama Islam dan keridhaan Allah SWT terhadap Islam sebagai agama bagi seluruh umat manusia.
Selain itu, Jabal Rahmah juga menjadi saksi bisu penyampaian Khutbah Wada', khutbah perpisahan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam. Khutbah ini disampaikan pada 9 Zulhijah tahun 10 Hijriah di Padang Arafah, di hadapan ribuan umat Islam yang hadir. Dalam khutbah tersebut, Rasulullah SAW menyampaikan pesan-pesan penting mengenai persatuan umat Islam, hak-hak manusia, larangan penindasan, dan pentingnya berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunnah.
Khutbah Wada' merupakan wasiat terakhir Rasulullah SAW sebelum wafat dan menjadi pedoman moral bagi umat Islam hingga saat ini. Dengan demikian, Jabal Rahmah bukan hanya sekadar bukit yang dikaitkan dengan kisah pertemuan Adam dan Hawa, tetapi juga tempat yang menyimpan makna mendalam dalam sejarah Islam sebagai saksi bisu turunnya wahyu terakhir dan disampaikannya khutbah perpisahan Nabi Muhammad SAW.