Vokalis Coldplay, Chris Martin, Ungkap Pengalaman Dituduh Mencuri Saat Bekerja di Supermarket

Masa lalu seorang bintang seringkali menyimpan cerita menarik, bahkan kontradiktif dengan gemerlap ketenarannya saat ini. Chris Martin, vokalis band kenamaan Coldplay, baru-baru ini berbagi pengalaman uniknya sebelum mencapai puncak karier. Ia mengungkapkan pernah bekerja di sebuah supermarket bernama Kwik Save pada era 90-an.

Pengalaman kerja Chris Martin di supermarket tersebut ternyata tidak berjalan mulus. Alih-alih kisah manis, ia justru mengenang momen kurang menyenangkan, yaitu tuduhan pencurian. Mantan manajernya di Kwik Save menuduh Chris Martin mencuri uang sebesar 30 Poundsterling. Kisah ini bahkan menjadi semacam legenda urban yang beredar di kalangan tertentu.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC Radio 2, Chris Martin mengonfirmasi kebenaran cerita tersebut. Ia menjelaskan bahwa dirinya ditempatkan di bagian alkohol dan rokok, yang juga menjual kartu gosok. Penempatan ini dianggapnya aneh, dan tak lama kemudian, ia dituduh mencuri pada hari pertamanya bekerja. Manajernya saat itu mengatakan ada kekurangan 30 Poundsterling dan memperingatkannya agar tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Chris Martin dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan pencurian sama sekali, dan ingin meluruskan kabar yang beredar. Pengalaman pahit ini mungkin menjadi salah satu faktor pendorongnya untuk mencari jalan lain dalam hidup.

Setelah keluar dari Kwik Save, Chris Martin kemudian membentuk band Coldplay pada tahun 1996. Bersama Johnny Buckland, Guy Berryman, dan Will Champion, yang ia temui di University College London, mereka membangun band yang kini dikenal di seluruh dunia. Coldplay telah meraih kesuksesan global dengan penjualan album yang fantastis dan konser yang selaluSold Out. Pada tahun 2016, konser dunia mereka disaksikan oleh lebih dari 5,39 juta orang.

Namun, kesuksesan dan ketenaran tersebut seolah meredup saat Chris Martin menjalani masa karantina. Ia merasa kehilangan identitas sebagai bintang pop tanpa adanya konser dan interaksi dengan penggemar. Momen ini menjadi refleksi baginya untuk mencari makna hidup di luar panggung hiburan. "Tahun lalu benar-benar membuka mata saya. Saya merasa siapakah saya tanpa Wembley Stadium, apakah saya cukup keren tanpa (manggung)? Saat ini saya mencoba untuk menjalani hidup jauh dari predikat sebagai bintang pop," ujarnya.

Kisah Chris Martin ini menjadi pengingat bahwa kesuksesan seringkali diraih melalui jalan yang berliku dan penuh tantangan. Pengalaman kerja di supermarket, meskipun diwarnai tuduhan pencurian, menjadi bagian dari perjalanan hidupnya yang membentuknya menjadi sosok musisi yang kita kenal saat ini.