Fabregas Kagumi Napoli: Scudetto di Tengah Dominasi Inter Milan Adalah Keajaiban
Cesc Fabregas, pelatih klub Como 1907, baru-baru ini menyampaikan kekagumannya atas keberhasilan Napoli meraih gelar juara Serie A musim 2024-2025. Komentar ini muncul setelah timnya, Como, menelan kekalahan 0-2 dari Inter Milan dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Giuseppe Sinigaglia.
Dalam laga tersebut, gol-gol dari Stefan De Vrij dan Joaquin Correa memastikan kemenangan bagi Inter. Meskipun menang, Inter Milan gagal mempertahankan gelar scudetto dan harus puas berada di posisi kedua klasemen dengan 81 poin. Gelar juara musim ini jatuh ke tangan Napoli, yang mengalahkan Cagliari 2-0 di Stadion Diego Armando Maradona berkat gol dari Scott McTominay dan Romelu Lukaku.
Fabregas secara terbuka mengakui kekuatan Inter Milan, yang juga mencapai final Liga Champions musim 2024-2025. Ia menyatakan bahwa Napoli telah melakukan hal yang luar biasa dengan memenangkan scudetto di tengah dominasi Inter.
"Inter terlalu kuat, saya harus mengucapkan selamat kepada Napoli karena memenangkan scudetto melawan mereka adalah hal yang luar biasa," ujar Fabregas, seperti dikutip dari Tuttomercatoweb.
Fabregas juga menyoroti performa timnya saat melawan Inter. Dia mengakui bahwa timnya tidak menciptakan banyak peluang berbahaya, tetapi berhasil melepaskan 18 tembakan dalam 10 menit. Menurutnya, hal itu adalah hal minimum yang bisa ia minta dari para pemainnya. Ia juga menambahkan, timnya sudah mencoba yang terbaik, tetapi menghadapi penguasaan bola Inter yang berada di level tertinggi adalah tugas yang sangat sulit.
"Para pemain menunjukkan keinginan untuk memperlihatkan apa yang ingin kami capai. Jika saja Cutrone mencetak gol itu, mungkin pertandingannya akan berbeda," imbuhnya.
Terlepas dari kekalahan tersebut, Fabregas tetap bangga dengan pencapaian Como 1907 musim ini. Sebagai tim promosi, mereka berhasil mengamankan posisi ke-10 di klasemen akhir Serie A. Fabregas juga mengungkapkan ambisinya untuk terus mengembangkan tim dan meraih hasil yang lebih baik di masa depan.
"Saya selalu bisa memberikan lebih. Saat berusia 8 tahun, saya kalah dalam pertandingan kecil saja sudah menangis," ungkap Fabregas.
Fabregas mengakui bahwa kekalahan dari Inter akan membuatnya sulit tidur. Ia berencana untuk beristirahat sejenak bersama istrinya dan mencoba untuk memperbaiki diri. Ia juga menegaskan bahwa kekalahan adalah bagian dari proses perkembangan dan timnya akan terus berjuang untuk menjadi lebih baik.
"Tapi inilah hasrat kami. Kekalahan memang menyakitkan, tapi kami akan terus berkembang dan menjadi lebih baik," pungkas Fabregas.