Transformasi Keyzia: Kisah Siswa SMK Bandung Temukan Jati Diri di Dodik Bela Negara
Perjalanan Transformasi Keyzia: Dari Siswa SMK Biasa Menjadi Kebanggaan Keluarga
Keyzia Aprilian, seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berusia 18 tahun asal Kota Bandung, telah menorehkan kisah inspiratif tentang perubahan diri. Setelah mengikuti program pembinaan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, selama dua pekan, Keyzia kembali ke keluarganya dengan membawa perubahan positif yang signifikan.
Perubahan tersebut terlihat jelas dalam sikap dan perilakunya. Keyzia kini menjadi lebih perhatian, sopan, dan hormat kepada orang tua, kakak, serta adik-adiknya. Sebagai anak kedua dari empat bersaudara, ia juga menunjukkan peningkatan dalam menjalankan ibadah sehari-hari, tanpa perlu diingatkan oleh kedua orang tuanya.
Kebanggaan Orang Tua atas Perubahan Keyzia
Epi Nurhayati, ibunda Keyzia, mengungkapkan rasa bangganya terhadap perubahan disiplin dan kesantunan yang ditunjukkan oleh putrinya. Sebelumnya, Keyzia seringkali membangkang terhadap perintah orang tua, terlambat masuk sekolah, bahkan membolos. Ia juga sempat dicap sebagai anak yang nakal oleh guru dan teman-temannya.
"Sekarang Keyzia menjadi kebanggaan orang tua. Semoga ke depannya, dia bisa membentengi diri sendiri dari hal-hal negatif. Biasanya suka membantah, sekarang lebih bisa menahan diri. Semuanya butuh proses dan tidak mudah," ungkap Epi saat ditemui di kediamannya di Kebon Gedang, Kota Bandung.
Awalnya Ragu, Akhirnya Mendukung
Epi mengaku awalnya merasa berat hati untuk mengizinkan Keyzia mengikuti program yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat saat itu. Terlebih lagi, saat itu Epi sedang merawat salah satu anaknya yang mengalami patah tulang. Namun, melihat tekad dan kemauan keras Keyzia untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, Epi akhirnya memberikan restunya.
"Keyzia meminta izin untuk berangkat ke Dodik. Awalnya tidak diizinkan karena adiknya sedang sakit. Namun, karena keinginan anak sendiri yang begitu kuat, akhirnya saya izinkan," tutur Epi.
Mengesampingkan Kekhawatiran Demi Perubahan
Keyzia sendiri sempat merasa khawatir akan dicap sebagai remaja nakal oleh masyarakat setelah mengikuti program pendidikan karakter tersebut. Namun, ia berhasil mengesampingkan kekhawatiran itu demi mewujudkan impiannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan membanggakan kedua orang tuanya.
"Sempat khawatir, tapi sekarang lebih merasa bangga. Pengalaman yang aku dapatkan sangat berharga karena tidak semua orang bisa merasakannya, seperti upacara di Gedung Sate, bertemu gubernur, dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai kota," ujar Keyzia.
Pelatihan Tanpa Kekerasan
Selama berada di Dodik Bela Negara, Keyzia mendapatkan perlakuan yang baik dari para pelatih yang menganggapnya seperti anak sendiri. Ia menegaskan bahwa tidak ada kekerasan dalam pelatihan tersebut. Justru, ia mendapatkan pelatihan yang mengajarkan disiplin, menghargai waktu, teman, dan orang tua.
"Tidak ada kekerasan sama sekali. Para pelatih justru seperti ibu dan ayah sendiri. Di sana, saya mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu baru, diajarkan tentang disiplin, menghargai waktu, teman, dan orang tua," jelas Keyzia.
Keyzia menceritakan rutinitas hariannya selama di Dodik, yang dimulai dengan bangun tidur subuh, membersihkan tempat tidur, mandi, persiapan sholat di masjid, senam pagi, sarapan, apel pagi, hingga pelajaran baris berbaris dan materi pelajaran sekolah seperti PKN, matematika, dan bahasa Inggris.
Pemantauan Pasca-Pelatihan
Setelah menyelesaikan program pembinaan, Keyzia tetap berada dalam pengawasan Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) dan para pelatih untuk memastikan konsistensi sikapnya dan menghindarkannya dari pengaruh buruk lainnya.
"Masih dalam pemantauan. Sebulan sekali atau seminggu sekali saya akan berkunjung ke Dodik," pungkasnya.