Sekolah Rakyat: Jembatan Harapan bagi Keluarga Rentan dan Ujung Tombak Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Sekolah Rakyat: Jembatan Harapan bagi Keluarga Rentan dan Ujung Tombak Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) menggagas Sekolah Rakyat sebagai strategi komprehensif dalam memerangi kemiskinan ekstrem dan mengubah paradigma masyarakat penerima bantuan sosial. Inisiatif ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan penanaman harapan dan pembentukan karakter yang berdaya.

Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, menekankan bahwa Sekolah Rakyat merupakan respons konkret terhadap kebutuhan mendesak masyarakat miskin dan rentan, terutama dalam mengakses pendidikan berkualitas. Hal ini selaras dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025, yang mengamanatkan seluruh kementerian dan lembaga untuk menyusun program berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

DTSEN Sebagai Peta Jalan

DTSEN menjadi landasan utama dalam intervensi kemiskinan, termasuk pembangunan Sekolah Rakyat. Data ini memberikan gambaran detail mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat, sehingga program yang dijalankan dapat lebih tepat sasaran.

"Saat ini, terdapat sekitar 24 juta penduduk miskin, dengan 3,17 juta di antaranya tergolong miskin ekstrem. Sebagian besar dari mereka adalah buruh tani di pedesaan dengan penghasilan terbatas, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka," ujar Agus Jabo Priyono dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Transformasi Program Kemensos

Sekolah Rakyat menjadi bagian integral dari transformasi Kemensos, dari program yang bersifat pasif menjadi program pemberdayaan aktif. Tujuannya adalah memberikan akses pendidikan yang setara, sehingga anak-anak dari keluarga miskin memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Wamensos menekankan pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat sipil, agar semangat pemberdayaan dapat tumbuh berkelanjutan. Ia juga menyoroti pentingnya mengubah mentalitas masyarakat agar lebih produktif dan berani bermimpi besar.

Aset Negara Sebagai Ruang Belajar

Kemensos memanfaatkan aset-aset negara, seperti sentra-sentra, sebagai ruang belajar bagi Sekolah Rakyat. Presiden Prabowo Subianto menargetkan minimal 100 Sekolah Rakyat sudah beroperasi pada Juli 2025, dengan spesifikasi sekolah unggulan.

"Kita ingin anak-anak dari keluarga miskin memiliki rasa percaya diri. Mereka bukan beban negara, melainkan masa depan Indonesia," tegas Agus Jabo Priyono.

Tiga Tugas Utama Kemensos

Kemensos saat ini memikul tiga tugas utama yang saling terkait:

  • Memastikan validitas dan akurasi Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
  • Melaksanakan program-program Kemensos, dari perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, hingga pemberdayaan sosial.
  • Membangun dan mengembangkan Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia.

Kisah Inspiratif dari Malang

Agus Jabo Priyono menceritakan pengalaman inspiratif saat mengunjungi Malang, Jawa Timur. Ia bertemu dengan keluarga yang berhasil keluar dari program bantuan sosial karena telah mandiri secara ekonomi. Seorang ibu mengungkapkan harapannya agar anaknya tidak terus dicap sebagai keturunan orang miskin. Semangat inilah yang ingin ditumbuhkan melalui Sekolah Rakyat.