Aparat Keamanan Gabungan di Dogiyai Papua Tengah Diserang, Satu Polisi Terluka Akibat Panah
Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, kembali diwarnai aksi kekerasan yang menyasar aparat keamanan. Insiden terjadi pada hari Kamis, 22 Mei lalu, ketika personel gabungan dari TNI dan Polri tengah melaksanakan tugas rutin untuk membersihkan pemalangan jalan yang dilakukan oleh sekelompok warga tak dikenal. Lokasi kejadian berada di pertigaan jalan masuk Obano, Kampung Ikrar, Distrik Kamuu Utara.
Menurut keterangan Wakapolres Dogiyai, AKP Muhamad Tahir, saat petugas gabungan dari Polres Paniai, Polres Dogiyai, Polres Deiyai, dan Satgas TNI 756/WMS sedang melakukan pengamanan dan pembersihan jalan yang diblokir dengan batu, tiba-tiba serangan mendadak dilancarkan oleh sekelompok orang tak dikenal. Serangan yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIT itu datang dari arah pasar dan pertigaan Obano, menggunakan senjata tradisional berupa panah.
Akibat serangan tersebut, seorang anggota Polres Dogiyai, Bripda Musa Fidel Castro Korano (24), mengalami luka serius akibat terkena anak panah di bagian paha kaki kanannya. Anak panah menancap sedalam sekitar tujuh sentimeter, menyebabkan Bripda Musa harus segera dievakuasi oleh rekan-rekannya ke pos Satgas TNI 756/WMS menggunakan kendaraan dinas Satlantas untuk mendapatkan pertolongan medis.
Pasca-kejadian, aparat keamanan telah melakukan berbagai upaya persuasif untuk meredam situasi dan mencegah eskalasi konflik. Langkah-langkah pengamanan dan penegakan hukum terus dilakukan untuk menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut. Aparat juga telah mengamankan barang bukti berupa anak panah yang mengenai korban sebagai bagian dari proses penyelidikan.
Saat ini, pihak berwajib masih melakukan pendalaman untuk mengidentifikasi pelaku penyerangan. Polisi mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat yang berwenang. Situasi keamanan di Dogiyai saat ini menjadi perhatian serius aparat keamanan guna menjamin keselamatan dan ketertiban warga.
Upaya negosiasi juga telah dilakukan dengan melibatkan kepala kampung dan kepala distrik setempat, dengan harapan warga tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Namun, hingga saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan. Pihak kepolisian terus berupaya untuk menciptakan suasana kondusif dan menyelesaikan permasalahan ini secara damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku.