Program Makan Bergizi Gratis di Slipi Perkenalkan Kurma pada Siswa
Program Makan Bergizi Gratis di Slipi Perkenalkan Kurma pada Siswa
Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dua sekolah di wilayah Slipi, Jakarta Barat, selama bulan Ramadhan menunjukkan dampak positif yang tak terduga. Perubahan menu MBG yang mencakup kurma, telah memberikan pengalaman baru bagi sejumlah siswa, khususnya mereka yang sebelumnya belum pernah mencicipi buah tersebut. Pengalaman ini menunjukkan bagaimana program pemerintah dapat berperan dalam memperluas wawasan kuliner dan nutrisi bagi anak-anak.
Di SMPN 61 Jakarta dan SDN 11 Slipi, menu MBG Ramadhan kini meliputi susu, telur rebus, buah, kurma, dan biskuit. Para siswa, terutama yang berpuasa, membawa pulang paket makanan ini untuk berbuka puasa. Hal ini, menurut Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMPN 61 Jakarta, Rukmi, dilakukan untuk memastikan makanan tetap segar dan sesuai dengan fungsi sebagai takjil, atau makanan pembuka saat berbuka puasa, bukan sebagai makanan pengganti makan besar.
"Mulai awal Maret, menunya sama, susu, biskuit, kurma, buah, dan telur rebus," ujar Rukmi saat ditemui di sekolah Senin (10/3/2025). Keputusan untuk memasukkan kurma ke dalam menu, lanjut Rukmi, didasari pertimbangan agar siswa memiliki pilihan makanan yang bervariasi dan bergizi selama bulan Ramadhan. Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 11 Slipi, Nurfiati, menjelaskan bahwa menu MBG di sekolahnya juga mengalami perubahan serupa, dengan penyesuaian khusus untuk siswa kelas 1-3 yang tidak mendapatkan buah dalam paket makanannya. "Kelas 4, 5, 6 ditambah buah, jeruk atau pisang," tambah Nurfiati.
Namun, yang lebih menarik adalah dampak sosial dari perubahan menu ini. Beberapa siswa yang diwawancarai mengaku sangat antusias dengan kehadiran kurma dalam MBG. Lionel (15), siswa kelas 3 SMPN 61 Jakarta, mengungkapkan, "Saya baru ngerasain kurma pas Kamis kemarin aja. Jadi dengan adanya kurma, jadi experience baru." Senada dengan Lionel, Rialdo (15), rekan sekelasnya, menyebut kurma sebagai favoritnya di antara menu MBG lainnya. Ini merupakan pengalaman pertama Rialdo mencicipi kurma, karena keluarganya tidak terbiasa mengonsumsinya. "Kurma sih ya (favorit). Bisa dibilang begitu karena pertama kali nyoba Kamis kemarin, ternyata enak aja gitu, manis," katanya.
Naufal (15), siswa lainnya, juga berbagi pengalaman serupa. Dia mengatakan, di rumahnya, kurma tidak pernah tersedia saat berbuka puasa. "Kadang kala di rumah langsung makan yang berat-berat. Karena ada makan gratis, jadi bisa makan kurma," jelasnya. Kisah-kisah ini menggambarkan betapa program MBG tak hanya memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga membuka cakrawala kuliner dan pengalaman baru bagi siswa yang mungkin berasal dari latar belakang ekonomi berbeda.
Program MBG di Slipi ini menjadi contoh bagaimana program pemerintah dapat memberikan manfaat yang luas, melampaui sekadar penyediaan makanan. Pengalaman siswa dengan kurma menggambarkan potensi program MBG dalam memperkenalkan variasi makanan, meningkatkan pengetahuan nutrisi, serta menjembatani perbedaan latar belakang ekonomi dan budaya di kalangan siswa.
Catatan: Nama siswa telah disamarkan untuk melindungi privasi.