Dibalik Penghargaan: Gaya Kepemimpinan Unik Dedi Mulyadi Terungkap

Gaya kepemimpinan mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan. Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan sebuah kebiasaan unik yang mencerminkan karakter kepemimpinan yang berbeda dari yang lain.

Berdasarkan penuturan Herman, Dedi Mulyadi cenderung menghindari hadir dalam acara-acara seremonial penerimaan penghargaan yang diraih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Alih-alih tampil di panggung kehormatan, Dedi Mulyadi lebih memilih untuk terjun langsung ke lapangan, memastikan kondisi warganya dalam situasi darurat dan bencana. Hal ini diungkapkan Herman ketika menceritakan pengalamannya mewakili Dedi Mulyadi menerima penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri atas prestasi Jawa Barat sebagai provinsi dengan kinerja terbaik dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

"Beliau lebih senang menugaskan jajaran birokrasi untuk menerima penghargaan. Namun, saat ada bencana atau musibah, beliau selalu menjadi orang pertama yang hadir," jelas Herman.

Sikap ini membuat Herman merasa heran, mengingat pengalamannya selama tiga dekade sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurutnya, baru kali ini ia memiliki seorang pemimpin yang memiliki preferensi yang tidak lazim.

Berikut poin-poin yang disampaikan Sekda Herman Suryatman mengenai Dedi Mulyadi:

  • Enggan Menerima Penghargaan: Lebih memilih menugaskan bawahan untuk mewakili dalam acara seremonial penghargaan.
  • Prioritaskan Penanganan Bencana: Selalu hadir di garis depan saat terjadi bencana dan musibah.
  • Gaya Kepemimpinan Dinamis: Tidak terpaku pada rutinitas kantor dan selalu melakukan inovasi.
  • Intensitas Komunikasi Tinggi: Intens berkomunikasi dengan jajaran birokrasi untuk memberikan arahan dan tugas.

Herman menambahkan bahwa dirinya hampir setiap hari menerima panggilan telepon dari Dedi Mulyadi, bahkan hingga sepuluh kali sehari, mulai dari pagi hingga malam. Panggilan-panggilan tersebut berisi arahan dan tugas terkait berbagai aspek pemerintahan.

"Kami bisa pastikan Kang Dedi Mulyadi, gubernur paling rewel dan bawel se-Indonesia bahkan satu dunia," ungkap Herman dengan nada bercanda.

Meski demikian, Herman mengakui bahwa intensitas komunikasi dan kerja keras Dedi Mulyadi adalah demi kemajuan Jawa Barat. Ia mengakhiri penjelasannya dengan ungkapan apresiasi terhadap dedikasi Dedi Mulyadi dalam membangun dan menata Jawa Barat.