Lingkar Pinggang dan Risiko Penyakit Jantung: Benarkah Ukuran Jeans Menentukan Usia?

Pakar jantung mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ukuran lingkar pinggang sebagai salah satu indikator risiko penyakit jantung koroner. Ukuran celana jeans, secara tidak langsung, dapat mencerminkan indeks massa tubuh (IMT) seseorang dan hubungannya dengan obesitas.

Dalam diskusi yang diadakan di Jakarta Pusat, dr. Yanto Sandy Tjang, SpBTKV, menjelaskan bahwa kelebihan berat badan, yang seringkali ditunjukkan oleh lingkar pinggang yang besar, dapat memicu berbagai penyakit degeneratif, terutama penyakit jantung koroner. Penimbunan lemak, khususnya di sekitar perut, berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung.

Meski berat badan ideal secara umum lebih baik untuk kesehatan, dr. Yanto menekankan bahwa berat badan ideal yang menyehatkan diperoleh melalui olahraga teratur dan pola makan seimbang. Kurus akibat kekurangan nutrisi tidak menjamin seseorang terbebas dari risiko serangan jantung. Kesehatan yang optimal bukan hanya tentang angka timbangan, tetapi juga tentang komposisi tubuh dan kebugaran.

Menanggapi pertanyaan tentang individu gemuk yang tampak sehat, dr. Yanto menyatakan bahwa setiap kasus harus dievaluasi secara individual. Faktor genetik, gaya hidup, dan kondisi medis lainnya dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, terlepas dari berat badannya. Demikian pula, individu dengan berat badan ideal pun dapat mengalami serangan jantung karena berbagai faktor yang kompleks.

Secara statistik, obesitas secara umum tidak baik untuk kesehatan, terutama karena memicu penimbunan lemak di pembuluh darah jantung. Lemak yang menumpuk dapat menyempitkan arteri dan menghambat aliran darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan komplikasi kardiovaskular lainnya. Oleh karena itu, menjaga lingkar pinggang yang sehat, melalui pola makan bergizi dan olahraga teratur, merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung.