Underpass Kentungan Sleman Kembali Terendam Banjir, Sistem Pemompaan Dipertanyakan
Underpass Kentungan Sleman Kembali Terendam Banjir, Sistem Pemompaan Dipertanyakan
Pada Minggu malam, 9 Maret 2025, underpass Kentungan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, kembali dilanda genangan air yang signifikan. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan genangan air yang cukup tinggi di kedua lajur, baik arah timur ke barat maupun sebaliknya. Kondisi ini memaksa para pengendara untuk mengurangi kecepatan kendaraan mereka dan melintas dengan sangat hati-hati. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius terkait efektivitas sistem drainase dan pemompaan yang terpasang di underpass tersebut.
Ersy Perdhana, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 DIY, membenarkan peristiwa tersebut. Dalam keterangannya pada Senin, 10 Maret 2025, Ersy menjelaskan bahwa genangan mulai terjadi sekitar pukul 22.00 WIB pada Minggu malam. Hingga pukul 12.32 WIB Senin siang, proses pengeringan masih berlangsung. Setelah genangan surut, akan dilakukan investigasi menyeluruh terhadap kinerja sistem pemompaan air di underpass Kentungan. Penjelasan ini disampaikan setelah Ersy dikonfirmasi oleh Kompas.com terkait kejadian tersebut.
Menurut Ersy, tingginya muka air tanah menjadi salah satu faktor penyebab genangan. Sistem pemompaan yang ada, tampaknya, tidak mampu mengatasi debit air yang masuk ke dalam underpass. Ia menegaskan bahwa proses identifikasi masalah pada pompa air baru dapat dilakukan setelah genangan air benar-benar surut dan underpass dalam keadaan kering. "Harus kuras dulu baru identifikasi masalah di pompa. Sementara muka air tanah tinggi, pompa underpass tidak dapat menaikan air," ungkap Ersy.
Kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi di underpass Kentungan. Riwayat genangan air sebelumnya menunjukkan adanya potensi kelemahan dalam perencanaan dan implementasi sistem drainase. Oleh karena itu, investigasi yang dilakukan hendaknya tidak hanya terfokus pada perbaikan sistem pemompaan, tetapi juga mencakup kajian menyeluruh mengenai kapasitas dan efisiensi keseluruhan sistem drainase underpass tersebut. Hal ini penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang dan menjamin keamanan dan kelancaran lalu lintas di area tersebut. Pemerintah Daerah perlu segera mengambil langkah konkrit untuk menyelesaikan permasalahan ini secara permanen, termasuk kemungkinan peningkatan kapasitas sistem drainase dan pengkajian ulang desain underpass tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan antara lain:
- Peningkatan Kapasitas Pompa: Evaluasi dan penggantian pompa dengan kapasitas yang lebih besar dan handal.
- Perbaikan Sistem Drainase: Peninjauan dan perbaikan sistem drainase yang ada untuk memastikan aliran air yang efisien.
- Penelitian Geologi: Studi geologi lebih lanjut untuk memahami karakteristik tanah dan muka air tanah di sekitar underpass.
- Sistem Peringatan Dini: Implementasi sistem peringatan dini untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan pengendara jika terjadi potensi genangan.
- Peningkatan Koordinasi: Peningkatan koordinasi antar instansi terkait untuk respons yang cepat dan efektif terhadap kejadian serupa di masa depan.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk selalu mengevaluasi dan meningkatkan infrastruktur publik guna mencegah kejadian serupa dan memastikan keselamatan serta kenyamanan masyarakat.