Krisis BBM Melanda Bengkulu: Antrean Mengular dan Harga Melambung Tinggi

Kepanikan melanda masyarakat Bengkulu menyusul kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir. Dampaknya dirasakan di lima kabupaten, memicu antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan melambungnya harga BBM eceran.

Keluhan warga menjadi sorotan utama. Galih, seorang warga Kota Bengkulu, mengungkapkan bahwa kelangkaan meliputi berbagai jenis BBM, termasuk Pertalite dan Pertamax. SPBU-SPBU di Kota Bengkulu terlihat kosong, dan jika ada pasokan, antrean kendaraan mengular hingga mencapai dua kilometer. Kondisi serupa juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, Kota Bengkulu, dan Bengkulu Tengah.

"Sudah lima hari kondisi ini terjadi. Banyak motor dan mobil mogok. Sementara BBM eceran juga habis, bila ada harganya mencapai Rp 35 ribu per liter, namun sangat sulit didapatkan," ujar Galih, menggambarkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi masyarakat. Bahkan, sempat terjadi kericuhan di beberapa SPBU akibat aksi saling mendahului dalam antrean. Untungnya, keributan tersebut berhasil diredam oleh warga dan petugas keamanan setempat.

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, merespons cepat situasi ini dengan menggelar rapat koordinasi bersama PT Pertamina Bengkulu. Dalam rapat tersebut, Gubernur Helmi Hasan mendesak penambahan kuota BBM untuk Bengkulu dan menekankan perlunya solusi komprehensif untuk mengatasi masalah yang berulang ini. Gubernur Helmi Hasan juga mengkritik ketimpangan distribusi BBM, dengan mencontohkan provinsi tetangga seperti Lampung dan Sumatera Selatan yang tidak mengalami masalah serupa.

"Ini bukan hanya soal pendangkalan alur pelayaran. Dulu, saat alur masih bagus pun, antrean tetap panjang. Jadi, kita butuh solusi yang lebih menyeluruh," tegas Helmi Hasan.

Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana untuk menyurati Menteri BUMN dan jajaran Direksi Pertamina, meminta penambahan kuota BBM. Selain itu, Gubernur Helmi Hasan juga mendorong pengawasan ketat terhadap distribusi BBM bersubsidi, termasuk penguatan sistem barcode untuk mencegah potensi penimbunan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan.

"Jangan panik, jangan beli berlebihan. Pemerintah sedang berupaya penuh agar kebutuhan BBM masyarakat segera terpenuhi," imbaunya.

Sementara itu, perwakilan PT Pertamina Bengkulu, Fauzan, menjelaskan bahwa penyaluran BBM ke Bengkulu saat ini bergantung pada jalur darat dari Lubuk Linggau dan Jambi, karena kapal tanker tidak dapat masuk ke Pelabuhan Pulau Baai. Kendala operasional pada jalur kereta api yang menghubungkan Palembang dan Lubuk Linggau menyebabkan kekosongan stok di Lubuk Linggau. Pihak Pertamina tengah berkoordinasi dengan PT KAI untuk mempercepat pemulihan distribusi.

Kondisi kelangkaan BBM ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan PT Pertamina. Upaya koordinasi dan pencarian solusi terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat Bengkulu.