Distribusi BBM di Bengkulu Terhambat Pendangkalan Pelabuhan, Pertamina Tempuh Jalur Alternatif
Keterlambatan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) melanda Bengkulu dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini dipicu oleh kendala pendangkalan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, yang menyebabkan kapal pengangkut BBM kesulitan untuk bersandar.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengambil langkah cepat untuk mengatasi dampak kelangkaan BBM di Bengkulu. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan distribusi BBM melalui jalur alternatif, meskipun jalur ini memiliki jarak tempuh yang lebih panjang.
"Meskipun jarak tempuh dari titik suplai alternatif ini lebih jauh, Pertamina memastikan distribusi tetap dilakukan secara maksimal," ungkap Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan.
Selain itu, Pertamina juga meningkatkan intensitas distribusi dengan menambah armada mobil tangki dan mempercepat penyaluran BBM dari berbagai titik suplai. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalisir dampak kelangkaan dan memenuhi kebutuhan BBM masyarakat Bengkulu.
Kondisi pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai telah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan, menyebabkan aktivitas pelabuhan terganggu secara signifikan. Kapal-kapal yang hendak bersandar terpaksa lego jangkar di tengah laut, yang berimplikasi pada terhambatnya proses bongkar muat barang, termasuk BBM.
Menurut Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Doni Swabuana, terhambatnya jalur laut menyebabkan Pertamina mengalami kerugian sekitar Rp 500 juta per hari. Pasalnya, selama ini Pertamina mengandalkan jalur laut untuk mengirimkan BBM ke Bengkulu. Dengan adanya pendangkalan, Pertamina harus mengalihkan distribusi melalui jalur darat yang memakan waktu dan biaya lebih besar.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) berupaya untuk mengatasi masalah pendangkalan ini. Pelindo telah mendatangkan dua kapal keruk dari Batam, yaitu CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5, untuk melakukan pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai.
General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko, menjelaskan bahwa pihaknya menyadari pentingnya alur pelayaran yang optimal bagi kelancaran aktivitas logistik di Bengkulu. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait telah dilakukan, dan kapal keruk diharapkan dapat segera tiba dan memulai proses pengerukan.
Dengan dilakukannya pengerukan alur pelayaran, diharapkan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali normal dan pasokan BBM ke Bengkulu dapat kembali lancar. Hal ini akan membantu menstabilkan kondisi ekonomi dan memenuhi kebutuhan masyarakat Bengkulu.