Eksploitasi Anak Berkedok Badut: Pengemis di Stasiun Klender Meresahkan Warga
Aktivitas seorang wanita yang berprofesi sebagai pengemis dengan mengenakan kostum badut dan membawa seorang anak kecil di sekitar Stasiun Klender Baru, Jakarta Timur, kembali menjadi sorotan. Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur melalui Suku Dinas Sosial (Sudinsos) menyatakan telah berulang kali menertibkan wanita tersebut, namun praktik ini terus berulang dan meresahkan masyarakat.
Laporan mengenai keberadaan pengemis berkostum badut ini pertama kali muncul dan ramai diperbincangkan di media sosial serta aplikasi pengaduan warga, JAKI (Jakarta Kini). Warga resah karena wanita tersebut menjadikan anak kecil sebagai alat untuk mendapatkan belas kasihan.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Rizqon Hermawan, petugas telah berulang kali menghalau pengemis tersebut. Namun, upaya penertiban tidak berjalan mudah. Saat petugas melakukan pendekatan dan asesmen, wanita tersebut awalnya bersikap kooperatif. Namun, situasi berubah drastis ketika ia tiba-tiba berteriak dan menangis histeris, memicu perhatian warga sekitar, bahkan beberapa orang yang diduga preman.
"Petugas pun dikerumuni oleh preman di area tersebut, pengemis diduga di-backup oleh preman di lingkungan sekitar bahkan terjadi kericuhan," ujar Rizqon.
Dalam kondisi tersebut, petugas Sudinsos memilih untuk tidak melakukan penjangkauan lebih lanjut guna menghindari konflik yang lebih besar. Mereka hanya memberikan edukasi dan menghalau wanita tersebut dari lokasi.
Kasus ini mencuat ke publik setelah sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kabar.jaktim menjadi viral. Video tersebut memperlihatkan seorang wanita berkostum badut yang duduk menggendong seorang anak yang tampak tertidur pulas. Dalam narasi video disebutkan bahwa anak tersebut selalu tertidur, baik sore maupun malam hari, sehingga menimbulkan kecurigaan.
"Kondisi anak selalu tertidur pulas, baik itu sore hari atau malam hari. Kebetulan saya merekam kondisi menjelang maghrib dan malam hari. Mohon perhatiannya karena kondisi anak yang selalu tertidur itu sangat tidak wajar," tulis keterangan dalam video tersebut.
Warganet juga menyoroti bahwa wanita berkostum badut itu sering membawa anaknya mengemis dalam kondisi hujan. Hal ini semakin memicu keprihatinan dan desakan agar pihak berwenang segera mengambil tindakan.
Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, merespons cepat laporan tersebut dan menyatakan akan segera menindaklanjutinya melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Timur.
Berikut adalah poin-poin penting terkait kasus ini:
- Eksploitasi Anak: Penggunaan anak kecil sebagai alat untuk mengemis merupakan bentuk eksploitasi yang melanggar hukum.
- Penertiban Berulang: Sudinsos Jakarta Timur telah berulang kali menertibkan pengemis tersebut, namun praktik ini terus berulang.
- Intervensi Preman: Kehadiran preman yang membela pengemis tersebut menyulitkan proses penertiban.
- Kondisi Anak yang Mencurigakan: Kondisi anak yang selalu tertidur pulas menimbulkan kecurigaan adanya penggunaan obat-obatan atau zat terlarang.
- Respons Pemerintah: Pemerintah Kota Jakarta Timur berjanji akan segera menindaklanjuti kasus ini.
Kasus pengemis berkostum badut yang membawa anak di Stasiun Klender Baru ini menjadi perhatian serius. Selain masalah eksploitasi anak, juga ada indikasi keterlibatan preman dan potensi penyalahgunaan obat-obatan. Penanganan kasus ini membutuhkan koordinasi lintas sektor dan pendekatan yang komprehensif untuk melindungi hak-hak anak dan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi masyarakat.