Antisipasi Puncak Haji: Jemaah Indonesia Diimbau Prioritaskan Kesehatan dan Manasik di Tengah Kepadatan Makkah
Memasuki fase krusial ibadah haji 1446 H/2025 M, gelombang kedatangan jemaah haji Indonesia terus berlanjut. Lebih dari 158 ribu jemaah, termasuk petugas, telah tiba di Tanah Suci, terbagi dalam ratusan kelompok terbang (kloter). Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), mengintensifkan koordinasi dan imbauan kepada jemaah untuk mempersiapkan diri menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Kepadatan di Makkah, khususnya di sekitar Masjidil Haram, semakin terasa seiring dengan kedatangan jemaah dari berbagai negara. Guna memastikan kelancaran dan kekhusyukan ibadah, Kemenag mengimbau jemaah untuk:
- Fokus pada Kesehatan dan Manasik: Mengingat padatnya aktivitas dan cuaca ekstrem, jemaah dianjurkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Memperdalam pemahaman tentang manasik haji melalui bimbingan yang disediakan di hotel menjadi prioritas.
- Kurangi Umrah Sunnah: Petugas haji menyarankan agar jemaah membatasi pelaksanaan umrah sunnah yang berulang-ulang untuk menghemat energi, mengingat puncak haji semakin dekat.
- Optimalkan Ibadah di Hotel: Memanfaatkan masjid-masjid yang ada di dalam hotel untuk beribadah, terutama bagi lansia dan jemaah rentan, mengingat suhu di Makkah yang tinggi.
- Jaga Identitas Diri: Selalu membawa kartu identitas, kartu Nusuk (identitas resmi jemaah haji), serta informasi tentang hotel dan kloter untuk menghindari tersesat.
- Beribadah Secara Berkelompok: Jemaah diimbau untuk tidak bepergian sendiri, terutama saat menuju Masjidil Haram, dan saling membantu sesama.
- Jangan Ragu Meminta Bantuan: Meminta bantuan petugas haji yang tersebar di berbagai lokasi jika mengalami kesulitan.
Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan delapan perusahaan (syarikah) penyedia layanan haji untuk meningkatkan kualitas akomodasi, transportasi, dan konsumsi bagi jemaah. Pendistribusian kartu Nusuk juga terus dikebut, dengan tingkat penyelesaian mencapai 95%. Kartu ini berfungsi sebagai identitas resmi yang mempermudah mobilitas jemaah selama di Tanah Suci.
Kesiapan dan pemahaman jemaah terhadap rangkaian ibadah haji, serta dukungan dari berbagai pihak, diharapkan dapat mengoptimalkan pelaksanaan ibadah haji di tengah kondisi Makkah yang semakin padat menjelang puncak haji 2025.