Hino Tetap Fokus pada Strategi Pasar Sasis Bus: Studi Pasar Mendalam Sebelum Ekspansi ke Segmen Tronton

Hino Tetap Fokus pada Strategi Pasar Sasis Bus: Studi Pasar Mendalam Sebelum Ekspansi ke Segmen Tronton

Persaingan di pasar sasis bus tronton atau triple axle di Indonesia semakin memanas. Mercedes Benz, Scania, Volvo, MAN, dan Golden Dragon, antara lain, kini berlomba merebut pangsa pasar yang terus berkembang, dengan sejumlah Perusahaan Otobus (PO) turut meramaikan persaingan dengan peluncuran bus-bus premium berbasis sasis tronton. Namun, di tengah gempita persaingan ini, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) memilih untuk mengambil langkah yang lebih hati-hati. Hino, hingga saat ini, belum menunjukkan minat untuk terjun ke segmen sasis tronton.

Susilo Darmawan, Sales Director HMSI, menjelaskan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada studi pasar yang mendalam. Hino saat ini masih fokus pada pengamatan dan analisis tren pasar sebelum memutuskan untuk berinvestasi di segmen yang memerlukan modal besar ini. "Untuk bus triple axle, Hino masih dalam tahap mempelajari pasar," ujar Darmawan dalam keterangannya kepada media Jumat lalu (7/3/2025). "Salah satu pertimbangan utamanya adalah ukuran pasar yang belum signifikan. Namun, kami menyadari bahwa untuk tetap kompetitif di masa depan, kami perlu mempertimbangkan ekspansi ke segmen ini."

Investasi yang dibutuhkan untuk sasis tronton memang cukup substansial. Harga sasis saja dapat mencapai Rp 1,5 miliar, dan angka ini akan jauh lebih besar jika termasuk pembangunan bodi bus secara keseluruhan. Hal ini menjadi pertimbangan utama bagi Hino dalam menentukan strategi bisnisnya. Keputusan untuk tidak terburu-buru memasuki pasar sasis tronton merupakan strategi yang terukur, dengan mempertimbangkan aspek finansial dan potensi keuntungan.

Di pasar internasional, Hino telah mengambil keputusan serupa. Saat ini, Hino fokus pada produksi sasis 2x4, dan telah menghentikan produksi sasis tronton. Meskipun pernah memproduksi Grandview, sebuah bus tingkat dengan sasis tronton yang dipasarkan di Jepang pada era 1980-an, regulasi ketat pemerintah Jepang terkait tinggi bus demi keselamatan berkendara mengakibatkan penurunan permintaan dan akhirnya penghentian produksi. Pengalaman ini tampaknya menjadi pembelajaran berharga bagi Hino dalam menentukan strategi pasarnya di Indonesia.

Strategi Hino ini menunjukkan pendekatan yang pragmatis terhadap pengembangan bisnis. Alih-alih terburu-buru mengejar tren pasar, Hino memilih untuk melakukan analisa yang cermat dan mempertimbangkan secara matang berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi yang besar. Langkah ini mencerminkan komitmen Hino untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan berdaya saing di pasar Indonesia.

Ringkasan Poin Penting:

  • Pasar sasis bus tronton di Indonesia sangat kompetitif.
  • Hino masih mempelajari pasar sebelum memutuskan untuk menjual sasis tronton.
  • Investasi untuk sasis tronton sangat besar (mulai dari Rp 1,5 miliar).
  • Hino pernah memproduksi sasis tronton di Jepang (Grandview), namun telah dihentikan karena regulasi.
  • Hino saat ini fokus pada sasis 2x4 di pasar internasional.