Program Makan Bergizi Gratis: Alokasi Dana Tahun 2026 Melonjak Signifikan

Pemerintah Republik Indonesia menunjukkan komitmen serius terhadap peningkatan gizi masyarakat melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk tahun 2026. Dana yang dialokasikan mencapai Rp 217 triliun, menandai kenaikan sebesar Rp 46 triliun dibandingkan anggaran tahun 2025 yang sebesar Rp 171 triliun. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan seluruh warga negara, khususnya kelompok rentan.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, program MBG awalnya menerima alokasi sebesar Rp 71 triliun. Namun, pada bulan Maret 2025, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan anggaran tersebut sebesar Rp 100 triliun, sehingga total anggaran MBG untuk tahun ini mencapai Rp 171 triliun. Peningkatan ini mencerminkan prioritas pemerintah dalam mengatasi masalah gizi dan memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan asupan nutrisi yang memadai.

Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa kenaikan anggaran MBG tahun 2026 sebesar Rp 217 triliun diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu menjangkau 82,9 juta penerima manfaat. Program ini dirancang untuk memberikan makanan bergizi gratis kepada anak-anak sekolah dan ibu hamil di seluruh Indonesia.

Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwignyo, menjelaskan bahwa untuk merealisasikan target 82,9 juta penerima, diperlukan 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). BGN menargetkan pembentukan 15.000 SPPG pada bulan September, 20.000 SPPG pada bulan Oktober, dan mencapai 30.000 SPPG pada akhir tahun.

"Pak Presiden memberikan arahan tambahan di tahun ini diharapkan semua target selesai yaitu 82,9 juta (penerima), sehingga jumlah SPPG yang kami bangun 30.000," jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa realisasi anggaran program MBG hingga 21 Mei 2025 telah mencapai Rp 3 triliun. Dana ini telah menjangkau 3.977.519 penerima manfaat, termasuk anak-anak sekolah dari berbagai tingkatan (SD, SMP, SMA) dan ibu hamil.

Menurut Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Mei 2025 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (23/5) lalu, "Angka paling terbaru telah dicairkan realisasi anggaran yang telah cair adalah Rp 3 triliun. Sampai dengan 21 Mei ini, yang telah dijangkau, mendapatkan MBG ada 3.977.519 orang penerima manfaat yang berdiri atas anak sekolah berbagai level, SD, SMP, SMA dan juga ibu hamil."

Kepala BGN Dadan Hindayana menekankan bahwa keberhasilan program MBG bergantung pada tiga faktor utama, yaitu anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur. Ia juga menyampaikan bahwa BGN tidak mengalami kendala terkait anggaran, karena pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pendanaan program ini.

"Karena berapapun yang diminta oleh BGN pasti akan diberi oleh Pak Presiden (Prabowo). Jadi kalau yang lain, dia kasihan," kata Dadan, dalam sambutannya di acara penandatanganan MoU di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Sabtu (22/3).

Program MBG merupakan inisiatif strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui perbaikan gizi. Dengan alokasi anggaran yang terus meningkat, pemerintah berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan generasi mendatang.