JARI 98 Mendesak Pemerintah Atasi Akar Masalah Premanisme Melalui Penciptaan Lapangan Kerja
Gelombang premanisme yang kian marak menjadi sorotan tajam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98. Organisasi ini menyerukan kepada pemerintah untuk tidak hanya terpaku pada tindakan represif, melainkan fokus pada penanganan akar permasalahan yang memicu fenomena tersebut. Menurut JARI 98, krisis ekonomi dan minimnya lapangan pekerjaan menjadi faktor utama yang mendorong seseorang untuk terlibat dalam aktivitas premanisme.
Ketua Presidium JARI 98, Willy Prakarsa, menyatakan bahwa penindakan terhadap organisasi masyarakat (ormas) atau penangkapan preman tidak akan menyelesaikan masalah secara fundamental. Ia menjelaskan bahwa gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang melanda berbagai sektor industri telah menyebabkan ribuan orang kehilangan mata pencaharian. Kondisi ini diperparah dengan kenaikan harga kebutuhan pokok, bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik, biaya pendidikan, dan layanan kesehatan. Akibatnya, masyarakat yang terdampak kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dan terpaksa mencari alternatif penghasilan, termasuk melalui jalan premanisme.
Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan JARI 98:
- Akar Masalah Premanisme: Krisis ekonomi dan terbatasnya lapangan pekerjaan.
- Dampak Krisis: Gelombang PHK, kenaikan harga kebutuhan pokok, BBM, listrik, biaya pendidikan, dan layanan kesehatan.
- Solusi:
- Prioritaskan rekonsiliasi nasional.
- Kebijakan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil.
- Penciptaan lapangan kerja.
- Kemudahan akses penghasilan yang layak.
Willy Prakarsa menegaskan bahwa solusi yang berkelanjutan terletak pada penciptaan lapangan kerja yang memadai dan pemberian kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Ia meyakini bahwa tanpa adanya solusi konkret di bidang ekonomi, premanisme akan terus tumbuh subur, bukan karena keberadaan ormas, melainkan karena desakan kebutuhan hidup.
JARI 98 mendesak pemerintah untuk memprioritaskan kebijakan ekonomi yang inklusif dan berorientasi pada penciptaan lapangan kerja. Langkah ini dianggap sebagai kunci utama dalam mengatasi akar masalah premanisme dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.