Indonesia dan Prancis Intensifkan Kolaborasi Ekonomi, Fokus pada Energi Terbarukan dan Investasi
Indonesia dan Prancis sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral, dengan fokus utama pada peningkatan perdagangan, investasi, dan pengembangan energi terbarukan. Kesepakatan ini terungkap dalam pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis, Eric Lombard, di Jakarta.
Pertemuan tersebut menjadi momentum penting menjelang Forum Bisnis Indonesia-Prancis, di mana kedua menteri dijadwalkan memberikan sambutan dan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pelaku bisnis dari kedua negara. Diskusi yang berlangsung mencakup berbagai isu strategis, terutama upaya memperkuat hubungan ekonomi yang saling menguntungkan.
Peningkatan Perdagangan dan Investasi
Data perdagangan tahun 2024 menunjukkan total nilai perdagangan antara Indonesia dan Prancis mencapai 2,4 miliar dollar AS, dengan tren pertumbuhan positif selama lima tahun terakhir. Meskipun demikian, Indonesia masih mencatat defisit perdagangan sebesar 532 juta dollar AS terhadap Prancis. Kondisi ini mendorong kedua negara untuk mencari solusi strategis guna menyeimbangkan neraca perdagangan.
Airlangga Hartarto menekankan pentingnya pengembangan kerja sama strategis di sektor energi baru dan terbarukan. Proyek pengembangan energi panas bumi (geotermal) menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia dalam upaya transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Pemerintah juga telah membentuk Danantara, lembaga dana investasi yang akan memainkan peran kunci dalam pembangunan hilirisasi dan ekosistem kendaraan listrik (EV).
Peran Investasi Prancis di Indonesia
Prancis merupakan salah satu mitra investasi utama bagi Indonesia. Pada tahun 2023, realisasi investasi Prancis di Indonesia mencapai 302,8 juta dollar AS, tersebar di berbagai sektor prioritas, termasuk konstruksi, industri mesin dan elektronik, pariwisata, properti, dan industri makanan. Kehadiran perusahaan-perusahaan Prancis seperti Eramet, Danone, L’Oréal, dan Michelin memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Percepatan Perundingan IEU-CEPA
Kedua menteri juga membahas perkembangan Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang diharapkan selesai pada tahun ini. Airlangga Hartarto meminta dukungan Prancis untuk mempercepat penyelesaian perundingan ini dan mendukung proses aksesi Indonesia ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Menteri Lombard menyatakan akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron, dengan harapan Prancis dapat memberikan dukungan aktif kepada Indonesia. Dukungan Prancis, sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di Uni Eropa setelah Jerman, dinilai sangat penting untuk mendorong penyelesaian perjanjian IEU-CEPA.
Keberhasilan IEU-CEPA diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas, memperkuat arus perdagangan dan investasi, serta mendorong kerja sama ekonomi yang lebih erat antara Indonesia dan negara-negara anggota Uni Eropa, khususnya Prancis. Perjanjian ini akan menjadi landasan penting bagi hubungan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan antara kedua negara.
Delegasi yang Hadir
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, termasuk Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembiayaan Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Perdagangan dan Industri Ali Murtopo Simbolon, serta Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Rudi Salahuddin.