Tencent Music Gelontorkan Dana Triliunan Rupiah untuk Akuisisi Saham SM Entertainment
Tencent Perkuat Cengkeraman di Industri Hiburan Korea dengan Investasi Besar di SM Entertainment
Tencent Music Entertainment Group, raksasa musik digital asal Tiongkok, kembali menunjukkan ambisinya di kancah global dengan mengakuisisi 9,7% saham di SM Entertainment, salah satu agensi hiburan terbesar di Korea Selatan. Langkah strategis ini menelan biaya sekitar 243 miliar won, atau setara dengan Rp 2,88 triliun. Pembelian saham ini dilakukan dari Hybe Corporation, pesaing utama SM Entertainment yang juga menaungi grup idola K-pop mendunia, BTS. Aksi korporasi ini melibatkan 2,2 juta lembar saham SM Entertainment.
Transaksi pembelian saham dijadwalkan berlangsung melalui mekanisme penjualan blok (block sale) setelah penutupan jam perdagangan pada tanggal 30 Mei 2025. Harga yang disepakati per lembar saham adalah 110.000 won, yang merupakan diskon sekitar 15% dari harga penutupan saham SM Entertainment pada tanggal 28 Mei 2025, yaitu sebesar 130.000 won. Dengan rampungnya akuisisi ini, Tencent Music akan menjadi pemegang saham terbesar kedua di SM Entertainment, berada di bawah Kakao Corp dan afiliasinya, Kakao Entertainment, yang secara kumulatif menguasai 41,5% saham (Kakao Corp memegang 21,6% dan Kakao Entertainment 19,9%). Menariknya, Tencent juga tercatat memiliki saham di Kakao Corp sebesar 5,95%. Pihak Hybe sendiri mengklaim bahwa penjualan saham ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi pengelolaan aset investasi perusahaan.
Momentum Politik dan Strategi Bisnis di Balik Investasi Tencent
Analis industri menilai langkah agresif Tencent ini sebagai indikasi positif dari membaiknya hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Tiongkok. Hubungan kedua negara sempat merenggang setelah Korea Selatan mengizinkan penempatan sistem pertahanan rudal AS pada tahun 2016. Dampaknya, Tiongkok memberlakukan pembatasan terhadap konser K-pop dan pendistribusian drama serta film Korea di platform streaming lokal. Namun, sinyal-sinyal pelonggaran mulai terlihat, salah satunya adalah rencana konser grup idola Epex di Fuzhou, Tiongkok, meskipun pada akhirnya konser tersebut ditunda.
Selain faktor geopolitik, industri K-pop juga tengah menikmati momentum positif berkat kembalinya sejumlah artis besar dan debut grup-grup pendatang baru. SM Entertainment, misalnya, tengah mempersiapkan peluncuran karya terbaru dari Aespa, NCT WISH, dan RIIZE. Sementara itu, Hybe tengah menantikan kembalinya BTS setelah seluruh anggotanya menyelesaikan wajib militer.
Ekspansi Bisnis Digital dan Fan Engagement
Industri K-pop terus berinovasi dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada penjualan tiket konser dan merchandise. Agensi-agensi hiburan kini gencar mengembangkan bisnis digital berbasis fan engagement. Salah satu contohnya adalah aplikasi berlangganan yang memungkinkan penggemar untuk berinteraksi langsung dengan idola mereka melalui pesan pribadi dan siaran langsung eksklusif. Tencent sendiri telah menjalin kemitraan dengan DearU, anak perusahaan SM Entertainment, untuk meluncurkan aplikasi Bubble di Tiongkok. Aplikasi ini akan bersaing langsung dengan Weverse, platform serupa milik Hybe, yang telah memiliki jutaan pengguna aktif bulanan.
Investasi di SM Entertainment ini semakin memperkukuh posisi Tencent di antara empat agensi musik terbesar di Korea Selatan, yang dikenal dengan sebutan "The Big Four" (Hybe, SM, JYP, dan YG). Sebelumnya, Tencent telah memiliki saham di YG Entertainment (4,3%), agensi yang menaungi Blackpink, dan menjalin hubungan bisnis dengan JYP Entertainment, rumah bagi Twice dan Stray Kids. Langkah ini menegaskan komitmen Tencent untuk terus berekspansi dan berinvestasi di industri hiburan global, khususnya di pasar K-pop yang terus berkembang pesat.
- Aespa
- NCT WISH
- RIIZE
- Blackpink
- Twice
- Stray Kids