Ketidakpastian Visa Furoda Hantui Calon Jemaah Haji: Harapan Tipis di Ujung Penantian

Penantian panjang dan penuh harap masih dirasakan oleh Naufal, seorang calon jemaah haji asal Kebumen, Jawa Tengah. Di usianya yang ke-31, Naufal bersama sang istri telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji melalui jalur furoda sejak bulan Ramadan lalu. Namun, hingga kini, impian mereka untuk segera berangkat ke Tanah Suci masih terganjal ketidakpastian penerbitan visa.

Kabar mengenai kemungkinan tidak diterbitkannya visa furoda oleh pemerintah Arab Saudi tahun ini, santer terdengar. Meski demikian, Naufal tetap menggantungkan asa pada pihak travel yang menjanjikan akan terus berjuang hingga titik akhir. Segala berkas pendaftaran telah dilengkapi, termasuk pembayaran biaya haji untuk dua orang. Sembari menunggu kabar baik, Naufal tak henti-hentinya mengikuti perkembangan informasi terkini.

"Dari pihak travel sendiri belum ada pembicaraan yang pasti mengenai visa, meskipun berita simpang siur sudah banyak beredar. Travel belum menyerah sampai tanggal 31 Mei," ungkap Naufal.

Pihak travel yang bertanggung jawab atas keberangkatan Naufal dan istrinya, rencananya baru akan memberikan keputusan final mengenai nasib para jemaah pada tanggal 31 Mei mendatang. Naufal berharap, jika visa tidak kunjung terbit, dana yang telah dibayarkan dapat dikembalikan sepenuhnya.

"Walaupun berita terakhir menyebutkan penerbitan visa sudah selesai, kebijakan Arab Saudi memang seringkali berubah-ubah. Oleh karena itu, pihak travel belum memberikan kepastian akhir, apakah dana jemaah akan di-refund 100 persen atau ada opsi lain. Keputusan finalnya akan diumumkan pada tanggal 31," jelasnya.

Saat ini, Naufal berusaha untuk pasrah dan ikhlas jika memang belum diberikan kesempatan untuk berangkat haji tahun ini. Jika visanya tidak terbit, ia bertekad untuk kembali mendaftar haji furoda di tahun mendatang.

"Pasrah dan mencoba menguatkan mental untuk ikhlas," tuturnya.

Sementara itu, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) telah mengonfirmasi bahwa pemerintah Arab Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini. Kepastian ini didapatkan setelah AMPHURI melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah, Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah, serta Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama. AMPHURI juga melakukan pengecekan langsung ke sistem elektronik Masar Nusuk dan mendapatkan informasi bahwa penerbitan visa telah ditutup.

Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M Nur, menyatakan bahwa langkah pembatasan visa haji ini merupakan bagian dari upaya transformasi besar dalam sistem haji Arab Saudi. Menurut Sekretaris Jenderal DPP AMPHURI, Zaky Zakaria, visa furoda termasuk dalam kategori non-kuota, yang penerbitannya sepenuhnya menjadi hak prerogatif pemerintah Arab Saudi. Zaky menilai bahwa tahun ini, Arab Saudi tengah melakukan uji coba untuk mencari model penyelenggaraan haji yang ideal.

Berikut poin - poin yang terkait dalam berita ini :

  • Visa Furoda: Visa haji yang tidak termasuk dalam kuota reguler dan menjadi hak prerogatif pemerintah Arab Saudi.
  • Ketidakpastian: Calon jemaah haji, Naufal, masih menunggu kepastian penerbitan visa furoda.
  • AMPHURI: Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia mengonfirmasi tidak ada penerbitan visa furoda tahun ini.
  • Transformasi Sistem Haji: Pemerintah Arab Saudi melakukan pembatasan visa haji sebagai bagian dari upaya transformasi sistem haji.
  • Harapan: Naufal berharap pihak travel dapat mengembalikan dana 100 persen jika visa tidak terbit dan berencana mendaftar lagi tahun depan.