Al-Ula: Dari Kota Terlarang Menuju Destinasi Wisata Premium di Arab Saudi

Di tengah hamparan gurun pasir Arab Saudi yang luas, tersembunyi sebuah kota kuno bernama Al-Ula. Dahulu, Al-Ula dikenal sebagai wilayah yang tertutup dan bahkan dikaitkan dengan kisah-kisah peringatan dalam ajaran Islam. Namun, kini Al-Ula telah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang memukau, menarik perhatian wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Jejak Sejarah dan Larangan Masa Lalu

Al-Ula memiliki sejarah panjang yang kaya, bermula dari peradaban Kerajaan Dadan dan Lihyan pada abad ke-8 hingga ke-10 Sebelum Masehi. Kota ini juga memiliki kaitan erat dengan kisah Nabi Saleh AS dan kaum Tsamud. Pada masa lalu, ada semacam larangan atau keengganan untuk memasuki wilayah Al-Ula, mungkin karena faktor sejarah atau keyakinan tertentu.

Namun, seiring berjalannya waktu, pandangan terhadap Al-Ula mulai berubah. Pemerintah Arab Saudi membuka wilayah ini untuk pariwisata pada tahun 2019, dan sejak itu, Al-Ula mengalami perkembangan pesat sebagai destinasi wisata.

Transformasi Menuju Destinasi Wisata

Langkah awal transformasi Al-Ula adalah dengan memberikan visa kunjungan bagi pelancong non-religi. Selanjutnya, pemerintah Saudi berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur pariwisata, termasuk hotel, restoran, dan fasilitas lainnya. Berbagai program dan acara juga diselenggarakan untuk menarik minat wisatawan.

Salah satu daya tarik utama Al-Ula adalah keindahan alamnya yang unik. Kota ini dikelilingi oleh formasi batuan pasir yang menakjubkan, dataran tinggi yang luas, dan oasis yang subur. Formasi geologis yang kompleks ini terbentuk selama jutaan tahun akibat aktivitas tektonik, erosi, dan pelapukan.

Daya Tarik Al-Ula

Al-Ula menawarkan berbagai macam atraksi wisata, di antaranya:

  • Sistem Irigasi Qanat: Sistem irigasi kuno ini menggunakan kanal-kanal bawah tanah untuk mengalirkan air dari sumber mata air di pegunungan ke lahan pertanian. Dengan sistem ini, Al-Ula mampu menghasilkan berbagai macam hasil pertanian, seperti kurma, jeruk, buah ara, dan gandum.
  • Sumur-Sumur Kuno: Al-Ula memiliki banyak sumur yang menjadi sumber air penting bagi penduduk setempat. Sumur-sumur ini juga memungkinkan kota ini untuk menanam kurma, jeruk, lemon, dan anggur. Al-Ula bahkan menyelenggarakan Festival Jeruk Al-Ula yang menampilkan berbagai jenis jeruk dari seluruh Arab Saudi.
  • Cagar Alam Sharaan dan Lembah Ashar: Cagar Alam Sharaan adalah rumah bagi berbagai macam satwa liar, seperti burung unta leher merah dan serigala Arab. Lembah Ashar, yang dikelilingi oleh tebing-tebing batu pasir raksasa, kini menjadi lokasi pembangunan hotel, restoran, dan concert hall.
  • Jabal Al-Fil (Gunung Gajah): Formasi batuan pasir ini dinamakan Jabal Al-Fil karena bentuknya menyerupai seekor gajah. Dengan ketinggian mencapai 52 meter, Jabal Al-Fil menjadi salah satu ikon Al-Ula yang paling terkenal.
  • Madain Saleh: Kompleks makam kuno ini merupakan peninggalan peradaban Nabataean dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Madain Saleh menampilkan arsitektur yang megah dan rumit, yang mencerminkan keahlian bangsa Nabataean dalam membangun makam.

Al-Ula Hari Ini

Al-Ula kini menjadi destinasi wisata yang populer di kalangan wisatawan yang mencari pengalaman yang unik dan berbeda. Kota ini menawarkan kombinasi antara sejarah, budaya, dan keindahan alam yang menakjubkan. Dengan berbagai fasilitas dan layanan yang terus berkembang, Al-Ula siap menyambut wisatawan dari seluruh dunia untuk menjelajahi pesonanya.