Borobudur Jadi Pusat Interaksi Budaya Global: Pameran 'Simfoni Peradaban' Diresmikan

Kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia tidak hanya mempererat hubungan bilateral di bidang politik dan ekonomi, tetapi juga membuka babak baru dalam kerja sama budaya. Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, menyambut kedatangan Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, dan Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari agenda penting ini.

Fokus utama dari kunjungan ini adalah peresmian Borobudur Cultural Center (BCC) oleh Fadli Zon. BCC diharapkan menjadi wadah interaksi budaya, edukasi, spiritualitas, serta kolaborasi internasional. Pengelolaan BCC akan melibatkan berbagai mitra, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk memastikan keberlanjutan dan relevansinya sebagai pusat budaya yang dinamis.

Sebagai simbol komitmen terhadap pelestarian dan pengembangan warisan budaya, sebuah pameran tematik bertajuk 'Borobudur: Simfoni Peradaban' turut digelar. Pameran ini menampilkan koleksi artefak dan narasi budaya yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur. Fadli Zon menekankan bahwa pameran ini adalah bukti bahwa Borobudur telah menjadi pusat kosmopolitanisme budaya sejak abad ke-8, dan semangat interkoneksi budaya tersebut ingin dihidupkan kembali.

'Borobudur: Simfoni Peradaban': Menghidupkan Kembali Warisan Budaya

Pameran 'Borobudur: Simfoni Peradaban' dibagi menjadi dua bagian utama yang saling melengkapi:

  • Sound of Borobudur: Bagian ini memamerkan sekitar 40 alat musik hasil rekonstruksi dari lebih dari 200 panel relief Borobudur. Alat-alat musik ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan merepresentasikan kekayaan peradaban Jawa Kuno pada abad ke-8. Pameran ini merupakan hasil kolaborasi Yayasan Padma Sada Svargantara dengan seniman seperti Purwa Tjaraka, Trie Utami, dan Dewa Budjana.

  • Kekuatan dan Spiritualitas: Senjata Tradisional Nusantara dalam Relief Borobudur: Bagian ini menampilkan 50 senjata dan pusaka yang tergambar dalam relief Borobudur. Koleksi ini berasal dari komunitas di Madura, Madiun, Karanganyar, serta koleksi pribadi Fadli Zon Library dan Padepokan Brojobuwono.

Selain itu, pameran ini juga menampilkan 6 objek ritual Buddha dari perunggu dan batu, 2 kelapa arca Buddha, serta 1 arca Buddha Akshobhya dari Borobudur. Artefak dari Sungai Musi, Palembang, juga dipamerkan untuk menunjukkan kesinambungan budaya dengan era pembangunan Borobudur.

Secara keseluruhan, pameran ini menampilkan 108 objek yang diperkuat dengan naskah-naskah penelitian, sejarah pemugaran, dan dokumentasi arkeologis tentang Borobudur.

Peresmian BCC dan pembukaan pameran merupakan bagian dari Dialog Budaya Indonesia-Prancis yang bertema 'Celebrating Diversity, Building Bridges'. Forum ini mempertemukan Kementerian Kebudayaan dari kedua negara dengan para pelaku budaya dan seniman Indonesia, serta menandai langkah konkret dalam diplomasi budaya Indonesia yang berbasis kolaborasi lintas generasi dan peradaban.

Sebelumnya, telah dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama Budaya antara Indonesia dan Prancis oleh Menteri Fadli Zon dan Menteri Rachida Dati, yang disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta. Kedua negara juga menyepakati Strategic Cultural Partnership sebagai bagian dari Visi Bersama Indonesia-Prancis 2050. Kerjasama ini diharapkan dapat mendorong pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih baik antara kedua negara.