Perkuat Diplomasi Budaya, Prancis Luncurkan Program Literasi "Ayo Baca" di Indonesia

Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, melakukan kunjungan perdana ke Indonesia yang menandai babak baru dalam hubungan budaya kedua negara. Dalam kunjungan tersebut, Dati meresmikan program "Ayo Baca", sebuah inisiatif yang digagas oleh Institut Français d'Indonésie (IFI) bekerja sama dengan Gramedia. Acara peresmian berlangsung meriah di Bentara Budaya Jakarta, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di dunia sastra dan seni, termasuk penulis Laksmi Pamuntjak, musisi Adie MS, dan Co-Inisiator PINTU Incubator, Thresia Mareta.

Dati menekankan bahwa program "Ayo Baca" adalah wujud nyata dari komitmen Prancis untuk memperkuat diplomasi budaya dengan Indonesia. Ia menyatakan bahwa Presiden Emmanuel Macron dan Presiden RI Prabowo Subianto memiliki visi yang sama mengenai pentingnya kerja sama budaya sebagai fondasi yang kokoh dalam hubungan bilateral. Menurutnya, kerja sama budaya memiliki nilai strategis setara dengan kerja sama di bidang industri dan pertahanan.

"Kami percaya bahwa kerja sama budaya harus menjadi pilar yang sama pentingnya dengan kerja sama di bidang industri dan militer, guna membangun pemahaman dan masa depan bersama,” tegasnya saat memberikan sambutan.

Program "Ayo Baca" dirancang dengan tiga komponen utama yang saling melengkapi:

  • Penghargaan "Mon Coup de Coeur Francophone - AYO BACA!": Penghargaan ini melibatkan partisipasi aktif dari para pembaca Indonesia yang sedang mempelajari bahasa Prancis. Sebanyak 37 pembaca dari berbagai kalangan, termasuk siswa sekolah menengah, mahasiswa, dan guru, berkolaborasi untuk memilih novel berbahasa Prancis yang layak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
  • Bibliothèque Mobile (BiMo): Program ini menghadirkan perpustakaan keliling yang menyediakan akses mudah bagi masyarakat terhadap buku-buku terjemahan dari bahasa Prancis ke bahasa Indonesia. BiMo bertujuan untuk mendekatkan sastra Prancis kepada khalayak yang lebih luas dan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat.
  • Lokakarya Penerjemahan: Komponen ini berfokus pada pengembangan sumber daya manusia di bidang penerjemahan sastra. Melalui serangkaian lokakarya, program ini berupaya untuk mendorong munculnya generasi baru penerjemah sastra yang kompeten dan berdedikasi, khususnya dalam menerjemahkan karya-karya sastra Prancis ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya.

Dati menambahkan bahwa penerjemahan memiliki peran krusial dalam menjembatani perbedaan bahasa dan budaya, serta membuka peluang bagi masyarakat untuk menjelajahi dunia melalui karya tulis. Ia berharap program "Ayo Baca" dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk lebih mengenal dan mengapresiasi kekayaan sastra kontemporer, tidak hanya dari Prancis, tetapi juga dari Indonesia.

Selain meresmikan program "Ayo Baca", Menteri Dati juga menghadiri penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PINTU Incubator dan École Duperré Paris. PINTU Incubator merupakan program bilateral yang bertujuan untuk mendukung para perancang busana muda Indonesia. Melalui kerja sama ini, para desainer muda Indonesia berkesempatan untuk memamerkan karya-karya mereka di ajang bergengsi seperti Paris Fashion Week.

Ia mengharapkan kerjasama antara Prancis dan Indonesia akan terus berlanjut dan berkembang dalam bentuk inisiatif nyata yang menyentuh masyarakat secara langsung. Ia juga mengatakan bahwa kerja sama dalam bidang budaya harus diteruskan, dimulai, dan direalisasikan dalam berbagai program yang nyata.