SMBC Indonesia Raih Kinerja Keuangan Positif di Tahun 2024 dengan Laba Bersih Rp 2,8 Triliun

SMBC Indonesia Catat Pertumbuhan Signifikan di Tahun 2024

PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) berhasil membukukan kinerja keuangan yang positif di tahun 2024, ditandai dengan raihan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,8 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan strategi bisnis yang efektif dan adaptasi yang baik terhadap dinamika pasar. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan signifikan pada penyaluran kredit dan pengelolaan aset yang optimal. Total aset perusahaan juga mengalami peningkatan yang substansial, mencapai Rp 241,1 triliun, atau naik 20 persen secara tahunan.

Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga

Pertumbuhan kredit konsolidasi SMBC Indonesia mencapai Rp 179,4 triliun pada tahun 2024, meningkat 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong oleh pertumbuhan pesat di sektor ritel, yang mencapai angka 31 persen. Segmen Joint Finance mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 389 persen, diikuti oleh segmen Jenius (51 persen) dan Mikro (40 persen). Meskipun terjadi penurunan pembiayaan di BTPN Syariah yang fokus pada perbaikan kualitas pembiayaan, pertumbuhan di segmen ritel berhasil mengkompensasi penurunan tersebut. Di sisi lain, total dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 12 persen menjadi Rp 121,3 triliun. Rinciannya, CASA tumbuh 3 persen menjadi Rp 45,6 triliun, sementara deposito naik 18 persen menjadi Rp 75,7 triliun.

Pengaruh Akuisisi Grup OTO dan Pengelolaan Biaya

Akuisisi PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) atau Grup OTO pada Maret 2024 telah memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan SMBC Indonesia. Integrasi Grup OTO ke dalam laporan keuangan konsolidasi menyebabkan peningkatan biaya operasional menjadi Rp 9,4 triliun. Biaya kredit juga meningkat menjadi Rp 3,9 triliun. Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar, menjelaskan bahwa peningkatan biaya ini sejalan dengan pertumbuhan volume usaha dan berbagai inisiatif strategis perusahaan. Meskipun demikian, rasio keuangan kunci tetap terjaga dengan baik.

Rasio Keuangan yang Sehat dan Kualitas Aset

SMBC Indonesia menunjukkan rasio keuangan yang sehat dan menjanjikan. Rasio cakupan likuiditas (LCR) mencapai 253,71 persen, sementara rasio pendanaan stabil bersih (NSFR) berada di angka 125,02 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) juga berada pada level yang kuat, yaitu 30,02 persen. Meskipun rasio kredit macet (NPL) meningkat dari 1,36 persen menjadi 2,5 persen, angka ini masih berada dalam batas yang dapat dikelola. Peningkatan pendapatan bunga bersih terutama berasal dari kenaikan pendapatan bunga kredit, penempatan aset likuid seperti surat berharga, dan pendapatan bunga bersih dari Grup OTO.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, SMBC Indonesia menunjukkan kinerja keuangan yang sangat positif di tahun 2024. Pertumbuhan laba bersih yang signifikan, peningkatan aset dan DPK, serta rasio keuangan yang sehat menunjukkan kekuatan fundamental perusahaan. Strategi ekspansi bisnis, termasuk akuisisi Grup OTO, terbukti efektif dalam mendorong pertumbuhan dan memperkuat posisi kompetitif SMBC Indonesia di pasar perbankan nasional. Ke depan, perusahaan diharapkan dapat mempertahankan momentum positif ini dan terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.