Nia Ramadhani, Siswi SMA di Bangkalan, Geluti Profesi Pengepul Rajungan Saat Libur Sekolah
Di sela libur sekolahnya, Nia Ramadhani, seorang siswi kelas 1 SMA asal Kampung Lebak, Kelurahan Pangeranan, Kecamatan Bangkalan, Jawa Timur, memilih untuk membantu perekonomian keluarganya dengan menjadi pengepul rajungan. Aktivitas ini ia lakukan di sebuah gubuk sederhana di tepi sungai, tak jauh dari rumahnya.
Setiap hari, sejak pukul 07.00 WIB, Nia telah siap di gubuk kayu berukuran 1x1 meter itu. Duduk di kursi plastik biru, ia menanti kedatangan para nelayan yang hendak menjual hasil tangkapan mereka. "Kalau libur sekolah, saya menggantikan orang tua untuk berjaga di sini. Biasanya mulai pukul 07.00 sampai siang. Kalau sudah adzan dzuhur, saya pulang," ujar Nia pada hari Sabtu, 31 Mei 2025.
Selain saat libur panjang, Nia juga rutin membantu orang tuanya setiap hari Minggu. Tugasnya meliputi menimbang rajungan yang dibawa para nelayan dan mencatatnya dengan teliti. Rajungan-rajungan ini kemudian dikumpulkan untuk dijual kembali ke pabrik pengolahan di Desa Sembilangan.
Jumlah rajungan yang berhasil dikumpulkan Nia dari para nelayan bervariasi, tergantung musimnya. Pada musim ramai, hasil tangkapan bisa mencapai 1 hingga 10 kuintal per hari. Nia membeli rajungan dari nelayan seharga Rp 70.000 per kilogram, lalu menjualnya ke pabrik pengolahan seharga Rp 90.000 per kilogram. "Biasanya sehari dapat setengah kuintal sampai 1 kuintal, tapi kalau pas musim itu bisa 10 kuintal," jelas Nia. "Dijual lagi ke pabrik dengan harga Rp 90.000 ribu per kilonya karena kita juga butuh biaya dan tenaga untuk kirim ke sana," tambahnya.
Nia mengaku senang bisa meringankan beban orang tuanya. Hasil dari pekerjaannya sebagai pengepul rajungan juga ia manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. "Saya senang bisa bantu orang tua. Ini sebagai bentuk terima kasih yang bisa saya lakukan untuk orang tua karena saya sudah disekolahkan sampai hari ini," ungkapnya dengan tulus.
Salah seorang nelayan setempat, Abdul Rohman (37), menuturkan bahwa ia melaut sejak malam hingga pagi hari. Dari hasil melautnya, ia bisa membawa pulang sekitar 15 hingga 20 kilogram rajungan. "Kami berangkat ke laut itu sejak pukul 11 malam sampai pukul 8 pagi. Alhamdulillah biasanya dapat 15 sampai 20 kilogram rajungan," ujarnya.
Namun, Abdul Rohman juga mengkhawatirkan kondisi cuaca. Jika cuaca buruk, hasil tangkapannya bisa menurun drastis. Ia berharap kondisi laut tetap bersahabat agar aktivitas melautnya tidak terganggu. "Kalau sekarang masih bagus cuacanya, tapi kalau sudah angin begitu, kami susah karena tidak bisa melaut," katanya.
Warga lainnya, Ira (32), juga merasa bersyukur meski hanya mendapatkan 2 kilogram rajungan. Hasil penjualan rajungan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan harian keluarganya. "Dapat 2 kilogram, lumayan lah dijual ke sini langsung dapat uang untuk beli beras," pungkas Ira.