Perempuan Asal Ponorogo Jadi Otak Sindikat Narkoba Internasional, Interpol Terbitkan Red Notice

Kasus penyelundupan narkoba internasional dengan nilai fantastis kembali mencuat. Kali ini, seorang perempuan bernama Dewi Astutik, atau yang lebih dikenal dengan inisial PA (43), asal Ponorogo, Jawa Timur, diduga kuat menjadi dalang utama dari jaringan pengedar sabu seberat dua ton yang diperkirakan bernilai hingga Rp 5 triliun. Dewi kini menjadi buronan internasional setelah Interpol menerbitkan *red notice* atas namanya. Jejaknya terakhir terlacak di Kamboja, namun pihak berwenang terus berupaya untuk menangkapnya. Sebelum tersandung kasus narkoba, Dewi dikenal oleh tetangganya di Dukuh Sumber Agung, Balong, Ponorogo, sebagai sosok yang kerap berganti penampilan. Mbah Misiyem, salah seorang tetangga Dewi, mengungkapkan bahwa Dewi sering mengubah gaya rambut dan berdandan dengan berbagai macam *style*. "Dulu rambutnya pendek, tapi sering sekali berubah-ubah," ujar Mbah Misiyem. Menurut penuturan Mbah Misiyem, Dewi sempat berpamitan untuk bekerja di Kamboja setelah Hari Raya Idul Fitri tahun 2023. Ia beralasan merasa bosan berada di rumah dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Keputusan Dewi untuk bekerja di luar negeri sempat menimbulkan pertanyaan dari tetangga. "Waktu itu bilangnya mau kerja ke Kamboja. Saya sempat tanya, kok jauh sekali? Dia jawab di rumah nggak ada kerjaan. Saya juga tanya suaminya ditinggal bagaimana, dia bilang nggak apa-apa," lanjut Mbah Misiyem. Sebelum berangkat ke Kamboja, Dewi diketahui pernah bekerja di Taiwan selama beberapa tahun. Ia sempat pulang ke Ponorogo selama sebulan sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan di Kamboja. Kasus ini menjadi perhatian serius aparat penegak hukum, mengingat skala penyelundupan narkoba yang melibatkan Dewi sangat besar. Pihak kepolisian terus berkoordinasi dengan Interpol untuk melacak keberadaan Dewi dan membongkar seluruh jaringan sindikat narkoba internasional yang terlibat. Penangkapan Dewi diharapkan dapat mengungkap lebih jauh modus operandi dan jaringan yang terlibat dalam penyelundupan narkoba ini. Selain itu, kasus ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan di luar negeri yang menjanjikan keuntungan besar namun berpotensi menjerumuskan ke dalam kegiatan ilegal.