Isu Global Terkini: Ekspansi Permukiman Israel, Kontroversi Pernyataan Menhan AS, dan Reaksi China terhadap Komentar Macron
Gelombang Kontroversi Internasional: Permukiman Baru Israel, Perbandingan Trump-Lee Kuan Yew, dan Tanggapan China terhadap Macron
Serangkaian peristiwa dan pernyataan kontroversial telah mengguncang panggung internasional, memicu perdebatan dan ketegangan di berbagai front. Mulai dari rencana pembangunan permukiman baru Israel di Tepi Barat hingga perbandingan antara Donald Trump dan Lee Kuan Yew yang menuai kecaman, serta reaksi keras China terhadap komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait Taiwan, dinamika global saat ini dipenuhi dengan kompleksitas dan potensi konflik.
Ekspansi Permukiman Israel di Tepi Barat:
Pemerintah Israel, pada hari Kamis (29/5), secara resmi mengumumkan rencana ambisius untuk membangun 22 permukiman baru khusus untuk warga Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina. Keputusan strategis ini diambil melalui kesepakatan bersama kabinet keamanan Israel. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, seorang tokoh sayap kanan yang juga dikenal sebagai pemukim, bersama dengan Menteri Pertahanan Israel Katz, yang memiliki wewenang pengawasan terhadap aktivitas permukiman di wilayah Palestina, secara terbuka mendeklarasikan proyek tersebut.
Rencana ini kemungkinan besar akan memperdalam ketegangan antara Israel dan Palestina, serta menuai kecaman dari komunitas internasional yang menganggap permukiman Israel di wilayah pendudukan sebagai pelanggaran hukum internasional dan penghalang bagi perdamaian.
Kontroversi Perbandingan Trump-Lee Kuan Yew oleh Menhan AS:
Pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, yang menyamakan mantan Presiden AS Donald Trump dengan mendiang perdana menteri pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, telah memicu kemarahan dan kekecewaan di kalangan warga Singapura. Hegseth, dalam pidatonya yang memaparkan strategi AS di kawasan Asia-Pasifik, menyebut kedua tokoh tersebut sebagai "orang-orang bersejarah".
"Seperti mendiang perdana menteri, pendekatan Presiden Trump didasarkan pada akal sehat dan kepentingan nasional," ujar Hegseth di forum Dialog Shangri-La di Singapura pada Sabtu (31/5/2025), sebuah acara yang mempertemukan para pemimpin pertahanan terkemuka dari seluruh dunia. Komentar ini dianggap tidak sensitif dan meremehkan warisan Lee Kuan Yew serta konteks politik dan sejarah Singapura.
Reaksi China terhadap Komentar Macron Mengenai Taiwan:
China telah memberikan tanggapan tegas terhadap pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang mengaitkan konflik di Ukraina dengan situasi di Taiwan. Pemerintah China dengan tegas menyatakan bahwa kedua masalah tersebut memiliki perbedaan mendasar dan tidak dapat diperbandingkan.
"Membandingkan masalah Taiwan dengan masalah Ukraina tidak dapat diterima," tegas Kedutaan Besar China di Singapura melalui postingan di media sosial, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita AFP pada Sabtu (31/5/2025). Pernyataan ini muncul sehari setelah Macron menyampaikan pidatonya di hadapan para pejabat pertahanan Asia di Singapura, di mana ia menekankan agar invasi Rusia ke Ukraina tidak dianggap sebagai isu yang terpisah dan jauh.
Penolakan keras dari China ini menggarisbawahi sensitivitas isu Taiwan dan penentangan Beijing terhadap segala upaya internasional untuk mencampuri urusan internalnya.