Inisiatif Anak Muda untuk Iklim: Penanaman Mangrove hingga Transplantasi Karang

Komunitas Penjaga Laut Indonesia (PLI) menginisiasi serangkaian kegiatan pelestarian lingkungan yang melibatkan generasi muda. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi anak muda dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Kegiatan AMJI meliputi penanaman mangrove, pembersihan sampah di pesisir pantai, transplantasi karang, dan pelepasan tukik ke habitat aslinya. Ketua Umum PLI, Aurelia Salsabila, menyampaikan bahwa kegiatan AMJI telah dilaksanakan sejak tahun 2021 dan menjangkau 2.225 titik di seluruh Indonesia. Lebih dari 126 ribu anak muda telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.

"Kami telah berkolaborasi dengan 436 pihak dan berhasil menanam serta membagikan 112.630 bibit mangrove dan pohon. Selain itu, kami juga berhasil mengumpulkan 61.815 kilogram sampah," ujar Aurelia dalam acara di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan.

Selain itu, PLI juga telah mengadopsi dan mentransplantasi 3.564 karang serta melepasliarkan 160 tukik dalam kurun waktu 2021-2024. Rencananya, kegiatan serupa akan kembali dilaksanakan pada tahun 2025 dengan tema "Aksi Kecil untuk Perubahan Besar". Puncak acara akan diselenggarakan pada 28 Oktober 2025.

"Kami akan berkolaborasi dengan berbagai komunitas untuk melaksanakan kegiatan penanaman, pembersihan, kampanye, workshop lingkungan, transplantasi karang, pembagian bibit, dan pelepasan tukik," jelas Aurelia.

Aurelia menambahkan bahwa kegiatan PLI tidak hanya berfokus pada isu kelautan, tetapi juga berkontribusi pada isu iklim secara lebih luas. Isu-isu yang diangkat dalam AMJI meliputi:

  • Sampah
  • Ekosistem
  • Edukasi
  • Kesadaran sosial
  • Keadilan lingkungan
  • Keanekaragaman hayati
  • Karbon
  • Deforestasi

Founder Ocean Young Guards Foundation, Aidin Fitrah Bachtiar, turut hadir dalam acara tersebut dan berbagi pengalamannya dalam membangun komunitas yang berfokus pada isu kelautan. Aidin mengungkapkan bahwa motivasinya berawal dari dorongan dosennya saat kuliah.

"Awalnya, kami melihat bahwa anak-anak muda sangat mudah untuk diajak terlibat dalam kegiatan yang berkelanjutan. Jika mereka dibekali dengan pengetahuan tentang lingkungan dan cara menjaga laut, mereka akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," kata Aidin.

Komunitas Ocean Young Guards Foundation juga menjangkau masyarakat pesisir, seperti nelayan. Aidin menjelaskan bahwa nelayan sangat bergantung pada iklim untuk mencari ikan. Perubahan iklim menyebabkan banyak nelayan kesulitan untuk melaut.

"Kami ingin mencari cara agar konservasi laut menjadi alternatif bagi mereka. Kami mencoba menjembatani mereka, terutama melalui penanaman mangrove," jelas Aidin.

"Penanaman mangrove juga merupakan cara efektif untuk menyerap karbon. Di Cirebon, kami memulai gerakan dari tingkat akar rumput untuk mengajak masyarakat lokal," imbuhnya.

Dari situlah, Aidin dan komunitasnya menerapkan hal yang sama di wilayah lain. Selain konservasi mangrove, mereka juga melakukan transplantasi karang dan menanam lamun.

"Kami juga menyelenggarakan kegiatan ekowisata yang menonjolkan laut sebagai laboratorium alam. Kami mengajak adik-adik, mahasiswa, dan siapa pun untuk belajar di alam," pungkasnya.