Belalai Air Gemparkan Teluk Balikpapan: Penjelasan BMKG Terkait Fenomena Waterspout

Fenomena Waterspout Hebohkan Warga Balikpapan, Ini Penjelasan BMKG

Warga Balikpapan dikejutkan dengan kemunculan fenomena alam yang jarang terjadi, yaitu waterspout atau belalai air, di perairan Teluk Balikpapan pada Sabtu (31/5/2025). Fenomena ini, yang terekam oleh warga dan menjadi viral di media sosial, terjadi antara pukul 14.13 hingga 14.26 WITA.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi SAMS Sepinggan Balikpapan, melalui keterangan resminya, menjelaskan bahwa waterspout adalah pusaran angin yang menyerupai puting beliung, namun terbentuk di atas permukaan air. Diyan Novrida, Ketua Tim Data dan Informasi BMKG Balikpapan, menyatakan bahwa meskipun mirip dengan puting beliung di daratan, waterspout memiliki intensitas dan dampak yang berbeda.

"Waterspout adalah fenomena puting beliung yang terjadi di perairan. Secara karakteristik, mirip dengan puting beliung di darat, namun lokasinya yang berbeda menyebabkan dampaknya pun berbeda," jelas Diyan.

BMKG memastikan bahwa fenomena ini bersifat lokal dan berlangsung singkat, hanya sekitar beberapa menit, dengan durasi maksimum sekitar 20 menit. Waterspout di laut umumnya tidak separah puting beliung di darat karena potensi kerusakannya lebih kecil, tidak seperti puting beliung yang dapat merusak bangunan atau pepohonan.

Meski demikian, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Himbauan khusus ditujukan kepada nelayan dan pelaku aktivitas kelautan agar tidak melaut jika melihat tanda-tanda cuaca buruk seperti awan gelap tebal atau angin berputar.

Faktor-Faktor Pemicu Terbentuknya Waterspout

Waterspout seringkali muncul secara tiba-tiba dan sulit diprediksi. Namun, para ahli meteorologi mengaitkan kemunculannya dengan kondisi atmosfer tertentu, terutama saat musim pancaroba.

Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab terbentuknya waterspout meliputi:

  • Ketidakstabilan Atmosfer: Perbedaan suhu ekstrem antara lapisan udara dingin dan permukaan laut yang hangat menciptakan arus vertikal kuat yang memicu pusaran angin.
  • Konvergensi Angin: Pertemuan dua arus angin dari arah yang berbeda mendorong udara naik dan berputar, diperkuat oleh kelembapan tinggi.
  • Awan Cumulus Aktif: Awan cumulus atau cumulonimbus yang berkembang aktif membawa kelembapan dan energi besar ke atmosfer, memicu pusaran angin.
  • Topografi Laut dan Permukaan Air Hangat: Suhu permukaan laut yang hangat di wilayah tropis menyediakan energi bagi pembentukan awan konvektif, terutama saat pancaroba.

Waterspout paling sering terjadi pada musim transisi dari hujan ke kemarau, seperti yang terjadi pada akhir Mei 2025. BMKG mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah pesisir, untuk selalu memperhatikan perkembangan cuaca dan mengikuti informasi resmi dari BMKG guna menghindari risiko terkait cuaca ekstrem.