Tanggapan Keras Tiongkok Terhadap Tuduhan AS Mengenai Agresi di Asia-Pasifik
Pemerintah Tiongkok menyampaikan kecaman keras terhadap pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, terkait potensi ancaman di kawasan Asia-Pasifik. Beijing menilai pernyataan tersebut sebagai tindakan provokatif yang bertujuan untuk memecah belah stabilitas regional.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok, melalui juru bicaranya, merespons tuduhan Hegseth dengan menyatakan bahwa AS mengabaikan seruan perdamaian dari negara-negara di kawasan dan justru mengedepankan mentalitas Perang Dingin. Tiongkok menolak mentah-mentah klaim Hegseth yang menyebut Tiongkok sebagai ancaman, menilai tuduhan tersebut sebagai fitnah yang merusak citra Tiongkok di mata dunia.
Tuduhan Balik dari Tiongkok
Tiongkok balik menuding AS sebagai sumber utama ketidakstabilan di Asia-Pasifik. Menurut Beijing, tindakan AS, termasuk penempatan senjata ofensif di Laut China Selatan dan implementasi Strategi Indo-Pasifik, bertujuan untuk mempertahankan hegemoni dan memicu konflik di kawasan.
Pemerintah Tiongkok juga menegaskan kembali posisinya terkait Taiwan, menekankan bahwa isu tersebut merupakan urusan internal Tiongkok dan negara lain tidak berhak untuk campur tangan. Tiongkok memperingatkan AS agar tidak menggunakan isu Taiwan sebagai alat tawar-menawar dan mendesak AS untuk mematuhi prinsip Satu Tiongkok serta menghentikan dukungan terhadap gerakan separatis kemerdekaan Taiwan.
Isu Laut China Selatan
Dalam konteks Laut China Selatan, Tiongkok menyatakan bahwa tidak ada masalah terkait kebebasan navigasi dan penerbangan. Tiongkok menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog dengan negara-negara terkait. Tiongkok mendesak AS untuk menghormati upaya negara-negara di kawasan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas, serta berhenti menghasut konflik dan memperburuk ketegangan.
Klaim AS dan Persiapan Tiongkok
Sebelumnya, Menhan AS Pete Hegseth mengklaim bahwa Tiongkok berencana menyerang Taiwan pada tahun 2027. Hegseth menyatakan bahwa militer Tiongkok terus meningkatkan kemampuan dan berlatih setiap hari untuk menghadapi skenario invasi. Dia juga menuduh Beijing membahayakan nyawa melalui serangan siber, mengganggu negara-negara tetangga, dan melakukan militerisasi ilegal di Laut China Selatan.
Tuduhan-tuduhan ini dilontarkan Hegseth pada forum keamanan tahunan, Dialog Shangri-La, di Singapura. Hegseth juga menyerukan kepada sekutu dan mitra AS di Asia untuk segera meningkatkan pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang meningkat dari Tiongkok.