Rano Karno Tekankan Peran Sentral Pancasila dalam Pembangunan Nasional

Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 di Balai Kota Jakarta menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali relevansi Pancasila sebagai fondasi negara dan kompas moral bangsa. Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, bertindak sebagai inspektur upacara, menyampaikan pidato yang menyoroti urgensi pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam pidatonya, Rano Karno menekankan bahwa Pancasila bukan sekadar warisan sejarah atau norma tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945, melainkan identitas bangsa yang hidup, pedoman dalam berinteraksi, dan kompas untuk mewujudkan cita-cita luhur Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pancasila, lanjutnya, adalah wadah bagi keberagaman Indonesia, yang mampu menyatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa.

Ia juga menyinggung isu krusial terkait pembangunan nasional. Menurutnya, kemajuan ekonomi dan teknologi yang tidak dilandasi nilai-nilai Pancasila berpotensi menimbulkan ketimpangan sosial dan dehumanisasi. Oleh karena itu, penguatan ideologi Pancasila menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini selaras dengan salah satu dari delapan agenda prioritas nasional dalam Asta Cita, yaitu memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.

Rano Karno juga menyoroti pentingnya revitalisasi Pancasila di berbagai sektor kehidupan, mulai dari pendidikan hingga ruang digital. Ia mendorong penanaman nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan karakter sejak usia dini, penyelenggaraan birokrasi yang adil dan transparan, pengembangan ekonomi yang berkeadilan sosial, serta pemanfaatan ruang digital yang beretika dan toleran.

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) juga memiliki peran strategis dalam pembinaan ideologi, melalui program-program seperti pelatihan ASN dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, serta kolaborasi lintas sektor. Rano Karno mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai momentum untuk memperkuat persatuan, meneguhkan toleransi, dan menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Ia berharap setiap tindakan dan kebijakan yang diambil mencerminkan semangat Pancasila.

Pentingnya Pengamalan Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, memegang peranan krusial dalam mengarahkan pembangunan dan menjaga persatuan Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai pentingnya pengamalan Pancasila:

  • Fondasi Moral Pembangunan: Pancasila memberikan landasan moral dan etika bagi pembangunan nasional. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan menjadi pedoman dalam merumuskan kebijakan dan melaksanakan program pembangunan.
  • Perekat Kebangsaan: Dalam masyarakat yang majemuk, Pancasila berfungsi sebagai perekat yang mempersatukan berbagai perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa. Nilai-nilai toleransi, gotong royong, dan musyawarah mufakat menjadi landasan dalam membangun kerukunan dan harmoni sosial.
  • Penjaga Identitas Bangsa: Di era globalisasi, Pancasila menjadi benteng yang menjaga identitas bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila menjadi filter dalam menyerap pengaruh budaya asing, sehingga bangsa Indonesia tetap memiliki jati diri yang kuat.
  • Pedoman dalam Menghadapi Tantangan: Pancasila memberikan pedoman dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Nilai-nilai seperti persatuan, gotong royong, dan keadilan sosial menjadi sumber inspirasi dalam mencari solusi dan mengatasi kesulitan.

Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bangsa Indonesia dapat mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan, yaitu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera lahir dan batin.