Teror Reptil Raksasa di Blitar: Peliharaan Buaya Papua 3 Meter Resahkan Warga
Peliharaan Buaya Papua 3 Meter Resahkan Warga Blitar
Kabupaten Blitar, Jawa Timur, digegerkan dengan keberadaan seekor buaya berukuran jumbo yang dipelihara oleh seorang warga di Desa Salam, Kecamatan Wonodadi. Riadi, sang pemilik, kini hidup dalam kecemasan lantaran reptil peliharaannya itu telah tumbuh menjadi monster dengan panjang mencapai tiga meter.
Buaya tersebut, yang diyakini berasal dari Papua, awalnya dipelihara sejak masih kecil, sekitar delapan tahun silam. Kurniawan Zuhri, Kepala Desa Salam, mengungkapkan bahwa Riadi membawa buaya itu ke Blitar saat masih seukuran kadal, bahkan muat di dalam botol air mineral. Namun, siapa sangka, hewan tersebut kini menjelma menjadi ancaman nyata bagi Riadi dan warga sekitar.
Kekhawatiran Warga Meningkat
Keresahan warga sebenarnya sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Ukuran buaya yang semakin besar dan kandang yang tidak memadai menjadi sumber kekhawatiran utama. Kandang yang hanya berukuran 2,5 meter x 1 meter jelas tidak sebanding dengan ukuran buaya yang mencapai tiga meter. Kondisi ini memaksa buaya untuk menekuk ekor dan kepalanya, menunjukkan kondisi yang tidak layak.
Tedy Prasojo, Kasi Pemadam dan Penyelamatan pada Unit Damkar Kabupaten Blitar, menyoroti risiko tinggi yang ditimbulkan oleh buaya tersebut. Dinding kandang yang hanya setebal tujuh sentimeter dinilai terlalu ringkih dan mudah dijebol jika buaya memberontak. Hal ini tentu saja membahayakan keselamatan warga sekitar.
Upaya Penyelamatan Terkendala
Meskipun laporan mengenai keberadaan buaya ini telah diterima, Unit Damkar Kabupaten Blitar mengaku tidak dapat berbuat banyak karena keterbatasan peralatan. Mereka tidak memiliki alat untuk membius satwa besar seperti buaya, dan tindakan penangkapan tanpa pembiusan akan sangat berbahaya.
Kurniawan Zuhri juga telah melaporkan situasi ini ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), namun tidak ada tindak lanjut yang berarti. BKSDA mengklaim tidak lagi berwenang menangani satwa liar. Saat ini, kasus ini telah dilimpahkan ke Tim SAR Surabaya dan BKSDL Surabaya, pihak yang berwenang menangani satwa liar.
Nasib Buaya Papua di Blitar Belum Jelas
Kini, warga Desa Salam hanya bisa berharap agar pihak berwenang segera mengambil tindakan untuk memindahkan buaya tersebut ke tempat yang lebih aman. Sementara itu, Riadi harus terus hidup dalam bayang-bayang ketakutan, menunggu nasib buaya peliharaannya yang telah menjadi sumber teror bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Jenis buaya tersebut belum dapat diidentifikasi. Pihak terkait akan segera melakukan identifikasi dan penanganan lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga Blitar.