Lonjakan Kasus Covid-19: Indonesia Tingkatkan Kewaspadaan, Fokus pada Imunitas
Indonesia tengah menghadapi peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, memicu kewaspadaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Data epidemiologi menunjukkan kenaikan signifikan sejak Minggu Epidemiologi ke-17 hingga 19 tahun 2025, dengan wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Timur menjadi sorotan utama.
Kendati positivity rate nasional pada Minggu ke-22 berada di angka 2,05 persen, lebih rendah dibandingkan puncaknya pada Minggu ke-19 yang mencapai 3,62 persen, tren peningkatan ini tetap memerlukan perhatian serius. Selain Covid-19, Kemenkes juga mencatat bahwa penyakit pernapasan lain seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menunjukkan angka yang tinggi, sementara kasus influenza-like illness (ILI) dan pneumonia cenderung stabil.
Hasil pemeriksaan sentinel ILI-SARI hingga Minggu ke-21 menunjukkan bahwa 3 persen spesimen dinyatakan positif Covid-19. Situasi ini mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah antisipatif guna mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
Perbandingan dengan Situasi Global
Kondisi yang dialami Indonesia memiliki kemiripan dengan Thailand, yang juga mengalami lonjakan kasus Covid-19 sejak Minggu ke-10 dan mencapai puncaknya pada Minggu ke-21 dengan 82.491 kasus. Dalam kurun waktu satu minggu terakhir (25–31 Mei), Thailand melaporkan 65.880 kasus baru dan tiga kematian. Pemicu utama lonjakan ini diduga kuat adalah acara massal Songkran yang melibatkan lebih dari satu juta orang.
Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama kelompok rentan, meskipun kasus mulai menunjukkan penurunan. Varian XEC dan JN.1, yang merupakan turunan Omicron, menjadi varian dominan di Thailand.
India juga mencatatkan lonjakan kasus yang signifikan sejak Minggu ke-19. Pada Minggu ke-22, terdapat 2.385 kasus baru, meningkat 216 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Faktor-faktor seperti peningkatan mobilitas, penurunan kekebalan, dan penyebaran subvarian JN.1 menjadi penyebab utama lonjakan ini.
Berbeda dengan Indonesia, Thailand, dan India, beberapa negara Asia Timur justru menunjukkan tren penurunan kasus Covid-19. Korea Selatan melaporkan hanya 97 kasus dalam seminggu terakhir dengan case fatality rate (CFR) sebesar 0,32 persen. Hong Kong dan Jepang juga mengalami penurunan bertahap dengan CFR masing-masing 4,1 persen dan 0,25 persen. Secara global, subvarian JN.1 dan turunannya masih mendominasi peningkatan kasus.
Strategi Penanganan di Indonesia
Pemerintah Indonesia kini tidak lagi menjadikan vaksinasi sebagai strategi utama dalam penanganan Covid-19. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa fokus utama saat ini adalah penguatan imunitas tubuh.
"Upaya kami sekarang lebih ke penguatan imunitas tubuh. Jika flu, tetap terapkan protokol kesehatan. Bila keluhan berat, segera periksa ke fasilitas layanan kesehatan," ujar Aji.
Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin mencuci tangan. Meskipun situasi di Indonesia tidak separah di negara lain, tren kenaikan kasus tetap menjadi pengingat bahwa pandemi belum sepenuhnya berakhir.
Kemenkes menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh sebagai kunci utama dalam menekan angka penularan Covid-19 lebih lanjut. Pemerintah akan terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.