Trump Kembali Menegaskan Larangan Pengayaan Uranium bagi Iran dalam Potensi Kesepakatan Nuklir

AS Tegaskan Sikap Keras Terhadap Program Nuklir Iran

Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, kembali menegaskan posisi tegasnya terkait program nuklir Iran. Melalui pernyataan terbarunya, Trump menyatakan bahwa di bawah potensi kesepakatan nuklir yang sedang dinegosiasikan, Iran tidak akan diizinkan untuk melakukan pengayaan uranium. Penegasan ini muncul di tengah perundingan yang sedang berlangsung antara Washington dan Teheran, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang ditinggalkan oleh Trump pada tahun 2018.

Trump, melalui platform media sosial Truth Social, dengan eksplisit menyatakan, "Berdasarkan perjanjian potensial kita -- KITA TIDAK AKAN MENGIZINKAN PENGAYAAN URANIUM APA PUN!" Pernyataan ini seolah menanggapi laporan dari media Axios yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat mungkin menawarkan konsesi dengan mengizinkan Iran untuk memperkaya sebagian kecil bahan bakar nuklirnya. Trump juga menyalahkan pemerintahan sebelumnya, di bawah kepemimpinan Joe Biden, atas kebuntuan yang terjadi dalam negosiasi ini, menuduh bahwa Partai Demokrat seharusnya sejak lama menghentikan Iran dari kegiatan pengayaan uranium.

Perundingan Nuklir Terjebak dalam Perbedaan Pendapat

Perundingan antara Amerika Serikat dan Iran telah berlangsung selama lima putaran sejak April, dengan tujuan mencapai kesepakatan yang akan menggantikan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama, yang ditarik AS di bawah kepemimpinan Trump. Pengayaan uranium menjadi salah satu poin krusial dalam perundingan tersebut. Amerika Serikat bersikeras bahwa Iran tidak boleh melakukan pengayaan uranium, sementara Iran berpendapat bahwa program nuklirnya sepenuhnya damai dan ditujukan untuk menghasilkan bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Laporan dari Axios menyebutkan bahwa tawaran terbaru dari Washington kepada Teheran, yang dikirimkan pada tanggal 31 Mei, akan mengizinkan pengayaan uranium tingkat rendah di wilayah Iran untuk jangka waktu yang belum ditentukan. Hal ini menunjukkan adanya potensi perubahan sikap dari Amerika Serikat, meskipun Trump secara pribadi tetap menentang segala bentuk pengayaan uranium oleh Iran.

Iran Bersikeras dengan Program Nuklir Damai

Di sisi lain, Iran menegaskan bahwa program nuklirnya sepenuhnya transparan dan tidak ada yang disembunyikan. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Iran siap memberikan jaminan kepada pihak mana pun bahwa program nuklirnya ditujukan untuk tujuan damai. Pernyataan ini disampaikan setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meminta Iran untuk meningkatkan transparansi dalam program nuklirnya.

Araghchi juga menegaskan bahwa tidak akan ada kesepakatan nuklir jika tujuannya adalah untuk menghentikan Iran dari aktivitas nuklir damai, termasuk pengayaan uranium. Ia menambahkan bahwa jika tujuan negosiasi adalah untuk memastikan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir, maka kesepakatan dapat dicapai. Namun, jika tujuannya adalah untuk menghalangi Iran dari aktivitas damainya, maka kesepakatan tidak mungkin tercapai.

Dengan kedua belah pihak yang masih memiliki perbedaan pendapat yang signifikan mengenai pengayaan uranium, masa depan perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran tetap tidak pasti. Sikap keras Trump dan desakan Iran untuk melanjutkan program pengayaan uraniumnya menjadi tantangan besar dalam upaya mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Poin-poin penting:

  • Trump menegaskan larangan pengayaan uranium bagi Iran.
  • Perundingan nuklir AS-Iran terhambat perbedaan pendapat.
  • Iran bersikeras dengan program nuklir damai.