Pulau Rote Diproyeksikan Jadi Pusat Garam Nasional: Target Produksi 5 Juta Ton untuk Swasembada

Pulau Rote Diproyeksikan Jadi Pusat Garam Nasional: Target Produksi 5 Juta Ton untuk Swasembada

Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersiap menjadi pusat produksi garam nasional melalui pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN). Inisiatif ambisius ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian lokal dan mendukung swasembada garam nasional.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, saat mengunjungi Rote Ndao, menyampaikan bahwa proyek ini akan dikelola negara di atas lahan seluas 10.746 hektare dan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2027. Target produksi awal ditetapkan lebih dari dua juta ton garam.

Trenggono mengungkapkan bahwa kebutuhan garam nasional mencapai lima juta ton per tahun, dan produksi dalam negeri saat ini belum mencukupi kebutuhan tersebut. Hal ini menyebabkan Indonesia masih bergantung pada impor garam dari negara lain, seperti Australia. Ia optimis iklim Rote Ndao sangat ideal untuk produksi garam, bahkan sejajar dengan wilayah penghasil garam utama di Australia, Dampier.

Tahap awal pembangunan K-SIGN akan dimulai tahun ini dengan menggarap lahan seluas 1.300 hektare. Trenggono mengklaim telah menemukan danau laut di Rote dengan tingkat salinitas tinggi yang menjanjikan. Pihaknya menargetkan pembangunan dapat dimulai pada bulan Juli.

Target utama dari pengembangan K-SIGN adalah menghentikan impor garam pada tahun 2027. Trenggono menargetkan produksi 2,6 juta ton garam industri dan 2,3 juta hingga 2,6 juta ton garam konsumsi dari Rote Ndao. Dengan demikian, total produksi nasional diharapkan mencapai 5 juta ton, sesuai dengan kebutuhan dalam negeri.

Proyek K-SIGN diperkirakan akan menyerap lebih dari 26.600 tenaga kerja langsung. Dampak ekonomi lanjutan juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja tambahan di sektor terkait seperti perikanan, perdagangan, dan jasa. Trenggono memperkirakan total tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 50.000 orang.

Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, menyambut baik inisiatif ini dan berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Rote Ndao dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rencana pembangunan kawasan industri garam ini mendapatkan dukungan penuh dari warga Rote Ndao. Mereka merasa senang dan bangga dengan adanya proyek ini, dan berharap dapat memberikan manfaat bagi perekonomian daerah.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengembangan K-SIGN di Rote Ndao:

  • Lokasi: Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Luas Lahan: 10.746 hektare
  • Target Produksi: 5 juta ton per tahun
  • Target Waktu: 2027
  • Tujuan: Swasembada garam nasional dan peningkatan ekonomi lokal
  • Serapan Tenaga Kerja: 26.600+ orang
  • Investasi: Pemerintah

Pengembangan K-SIGN di Rote Ndao merupakan langkah strategis untuk mewujudkan swasembada garam nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, proyek ini diharapkan dapat berjalan sukses dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.